Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tekanan Darah1. Definisi Tekanan DarahTekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan tubuhmanusia. Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsisebagai media pengangkut oksigen serta zat lain yang di perlukan untukkehidupan sel-sel di dalam tubuh (Moniaga, 2012). Menurut Gunawan (2007)dalam Suri (2017) istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluhnadi dari peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanandarah sistolik adalah tekanan darah ketikamenguncup (kontraksi)sedangkan, tekanan darah diastolik adalah tekanan darah ketika mengendorkembali (rileksasi).Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secaranormal memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan usia dewasa.Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darahakan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendahketika sedang beristirahat (Sutanto, 2010).2. Fisiologi Tekanan DarahDarah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandungoksigen memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruhbagian tubuh melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah10

11yang lebih besar bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darahlebih kecil hingga berukuran mikroskopik dan akhirnya membentukjaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah sangat kecil ataudisebut dengan pembuluh kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke seltubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yangdibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang sudah tidakberoksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan di pompakembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak,otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal dengan tekanan sistolik. Kemudianotot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini palingrendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dandiastolik ini diukur ketika seseorang memeriksakan tekanan darah (Beevers,2002 dalam Jennie, 2007).

12Gambar 2.1 Sistem Sirkulasi Darah(Sumber : Saksono, 2013)3. Pengukuran Tekanan Daraha. Prosedur pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometermanual (Susilo, 2013 dalam Suri, 2017) :1) Responden duduk rileks dan tenang sekitar 5 menit.2) Pemeriksa menjelaskan manfaat dari rileks, agar nilai tekanan darahsaat pengukuran tersebut dihasilkan nilai yang stabil.3) Pasangkan manset pada salah satu lengan dengan jarak sisi mansetpaling bawah 2,5 cm dari siku kemudian rekatkan dengan baik.4) Tangan responden diposisikan di atas meja dengan posisi telapaktangan terbuka keatas dan sejajar dengan jantung.5)Lengan yang terpasang manset harus bebas dari lapisan apapun.

136) Raba nadi pada lipatan lengan, lalu pompa alat hingga denyut naditidak teraba kemudian dipompa kembali sampai tekanan meningkat 30mmHg.7) Tempelkan stetoskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompaperlahan-lahan dan dengarkan bunyi denyut nadi tersebut.8) Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika denyut nadiyang pertama kali terdengar dan tekanan darah diastolik ketika bunyidenyut nadi sudah tidak terdengar.9) Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali dengan selang waktu 2 menit.Jika terdapat perbedaan hasil pengukuran sebesar 10 mmHg atau lebihlakukan pengukuran untuk ke 3 kalinya.10) Apabila responden tidak mampu duduk, pengukuran dapat dilakukandengan posisi baring, kemudian catat kondisi tersebut di lembarcatatan.Gambar 2.2 Sphygmomanometer(Sumber : Mathew, 2018 )

14a. Persiapan Sphygmomanometer Sebelum Digunakan1) Pasang dengan rapat manset atau sabuk tensimeter pada lengan kiri ataspasien.2) Tempatkan stetoskop pada telinga terapis.3) Pastikan kepala stetoskop dalam posisi terbuka (on).4) Cara memastikannya dengan mengetuk secara perlahan-lahan pada areasensor kepala stetoskop.5) Jika terdengar bunyi, maka stetoskop dalam kondisi on.6) Cari denyut nadi atau arteri brakhialis di bagian siku dalam lengan kiripasien.7) Biarkan lengan nyaman, kemudian letakkan kepala stetoskop padadenyut nadi atau arteri tadi (gunakan tangan kiri).8) Pastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (denganmemutar skrup searah jarum jam sampai rapat).b. Persiapan PasienSebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah, berikut beberapapersiapan yang perlu dilakukan oleh pasien (Potter, 1994) :1) Beritahu pasien untuk menghindari latihan dan merokok selama 30menit sebelum pengukuran.

152) Jelaskan prosedur dan buatlah pasien istirahat sedikitnya 5 menitsebelum pengukuran.3) Pastikan bahwa ruangan hangat dan terang. Buatlah pasien dalamkondisi duduk.4) Tentukan sisi anatomik terbaik untuk pengukuran tekanan darah, sepertihindari lengan di sisi dimana telah dilakukan operasi payudara atauketiak dan pengangkatan jaringan limfe.5) Hindari lengan atau tangan yang mengalami trauma, penyakit atau ilalengan bawah telah diamputasi atau tetutup gips atau balutan yangkeras.B. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)1. Definisi HipertensiHipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatugangguan pembuluh darah sehingga mengakibatkan suplai oksigen dannutrisi terhambat untuk diedarkan dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkantekanan darah di arteri meningkat dan jantung harus bekerja lebih kerasuntuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila hal ini berlangsung lama danmenetap, maka timbullah gejala yang disebut dengan penyakit tekanandarah tinggi (Vita, 2004).Kondisi yang terjadi pada penderita hipertensi yaitu terjadinyapeningkatan terus menerus tekanan darah melebihi batas normal (tekanandarah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg).Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Tekanan sistolik dewasa

16berkisar diantara 90-140 dan tekanan diastolik berkisar diantara 60-90mmHg. Hipertensi merupakan produk resistensi perifer dan kardiakoutput (Devina, 2011 dalam Bradley, 2016). Tekanan darah lebih dari180/100 mmHg beresiko untuk mengalami penyakit jantung koroner 5kali lebih besar dibandingkan seseorang dengan tekanan darah kurangdari 120/80 mmHg (Dwi, 2014).Hipertensi dapat dikendalikan dengan meningkatkan latihan fisiksecara rutin. Maryam (2008) dalam Bradley (2016) menyatakan bahwaolahraga yang dilakukan secara rutin dapat menghasilkan suatu responterhadap kardiovaskuler, yakni penurunan tekanan darah dan denyut nadiistirahat secara bermakna. Latihan fisik akan memberikan efek akut padatubuh yang akan mempengaruhi sistem otot, sistem hormonal, sistemperedaran darah, sistem pernafasan, sistem pencernaan, metabolisme,serta sistem pembuangan ( Sebastianus, 2011 dalam Dwi, 2015 ).GenetikUmurDegenerasi atau PenebalanDinding ArteriKadar SodiumIntraseluler Cardiac Outut Tahanan Perifer Kondisi ini berjalan cukuplamaHipertensiBagan 2.1 Kondisi Pencetus Hipertensi(Sumber : Widyaningrum, 2012)StressResistensiPembuluhDarah Perifer CardiacOutput

172. Epidemiologi HipertensiPrevalensi hipertensi diperkirakan terus meningkat, dan diprediksi padatahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderitahipertensi, sedangkan di Indonesia angkanya mencapai 31,7%. Hipertensidikenal juga dengan tekanan darah tinggi dan sering disebut sebagai “silentkiller” karena terjadi tanpa tanda dan gejala, sehingga penderita tidakmengetahui jika dirinya terkena hipertensi. Hasil penelitian ngalamihipertensi(KEMENKES, 2013 dalam Hermanto, 2014).3. Patofisiologi HipertensiHipertensi terjadi karena adanya perubahan pada struktur dan fungsisistem pembuluh darah perifer yang bertanggung jawab atas perubahantekanan darah. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, yaitu suatukeadaan dimana hilangnya elastisitas jaringan ikat dan menurunnyarelaksasi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan penurunankemampuan daya regang dan distensi pembuluh darah. Hal inimenyebabkan aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalammengakomodasi sistema darah yang dipompa jantung sehingga tekanandarah dan nadi istirahat menjadi tinggi (Smeltzer & Bare, 2002 dalamDwi, 2015).Mekanisme pengaturan konstriksi dan relaksasi pembuluh darahterletak di pusat vasomotor pada sistem otak. Pusat vasomotor bermula

18pada saraf simpatis yang berlanjut ke arah bawah menuju korda spinalisdan keluar melalui kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis yangberada di toraks dan abdomen. Rangsangan dari pusat vasomotor bergerakke bawah ganglia simpatis dalam bentuk impuls yang bergerak melaluisaraf simpatis. Pada titik ini posisi neuron preganglion melepaskanasetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke nifestasipadaberkonstriksinya pembuluh darah. Respon pembuluh darah terhadaprangsangan vasokonstriktor dapat dipengaruhi oleh berbagai macam sistemseperti rasa cemas dan takut. Pada waktu yang bersamaan, responrangsangan emosi menstimulasi sistem saraf simpatis merangsangpembuluh darah dan kelenjar adrenal yang mengakibatkan tambahanaktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin kemudianmenyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, begitu juga dengan korteksadrenal yang mensekresi kortisol dan steroid yang memperkuat efekvasokonstriksi pada pembuluh darah (Handayani, 2014).Vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan penurunan aliran darahke ginjal yang menyebabkan pelepasan renin. Renin kemudianmerangsang pembentukan angiotensin I lalu diubah menjadi angiotensinII. Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat yang merangsangsistem sekresi oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensinatrium dan air oleh tubulus ginjal menyebabkan peningkatan volumeintravaskular. Keadaan diatas itulah yang cenderung mencetuskan keadaanhipertensi (Handayani, 2014).

19Jika ditinjau dari pertimbangan gerontologis, hipertensi dapatdihubungkan dengan perubahan struktur dan fungsional sistem pembuluhdarah perifer yang bertanggung jawab atas perubahan tekanan darah padalanjut usia. Perubahan tekanan darah pada lanjut usia dapat disebabkankarena aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunanrelaksasi otot polos pada pembuluh darah, keadaan ini menurunkankemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Hal ortadalammengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung yangmengakibatkan terjadinya penurunan curah jantung dan peningkatantahanan perifer (Smeltzer & Bare, 2002 dalam Handayani, 2014).UmurDegenerasi atauPenebalanDinding ArteriCardiac Outut Tahanan Perifer Kondisi ini berjalancukup lamaHipertensiBagan 2.2 Patofisiologi Hipertensi(Sumber : Widyaningrum, 2012)

204. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi HipertensiBeberapa faktor yang berkaitan dengan hipertensi diantaranya adalahpenebalan dinding arteri, yang mengurangi ukuran lumen arteri, danpenurunan elastisitas arteri serta faktor gaya hidup seperti merokok,obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, kurang berolah raga,peningkatan kadar kolestrol darah, dan stres berkepanjangan (Kozier, 2010dalam Parlindungan, 2016).Tekanan darah tinggi terkadang disebabkan oleh sesuatu yang spesifikmisalnya, hipertensi sekunder biasanya timbul akibat penyakit lain (sepertipenyakit ginjal atau gangguan pada penyakit adrenal) atau akibatpenggunaan obat (seperti pil KB kombinasi atau steroid). Tekanan darahtinggi juga dapat meningkat pada masa kehamilan (Palmer & Williams,2007 dalam Suri, 2015).Menurut Sutanto (2010) Hipertensi tidak hanya di disebabkan olehsatu faktor penyebab yang spesifik saja, meskipun hal tersebut mungkin sajaterjadi. Berikut penyebab hipertensi lainnya akan dibahas lebih lanjut padauraian di bawah ini :a. GenetikaApabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orangtua makadugaan hipertensi primer pada seseorang akan cukup besar. Hal initerjadi karena pewarisan sifat melalui gen. Pengaruh genetika initerjadi pula pada anak kembar yang lahir dari satu sel telur. Jika salah

21satu dari anak kembar adalah penderita hipertensi maka akan dialamijuga oleh anak kembar yang lain.b. ObesitasObesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor resikotimbulnya hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darahpenderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dibandingkan penderitahipertensi yang tidak mengalami obesitas. Walaupun belum diketahuisecara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbuktibahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderitaobesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan penderitahipertensi dengan berat badannya normal.c. Stres afyangmengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan natrium.Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktifitas sarafsimpatis (saraf yang bekerja ketika beraktifitas) dapat meningkatkantekanan darah secara bertahap.d. Jenis KelaminBila ditinjau dari segi perbandingan antara laki-laki danperempuan, secara umum perempuan lebih banyak menderitahipertensi dibandingkan laki-laki. Hipertensi berdasarkan genre inidapat pula dipengaruhi oleh faktor fisiologis. Wanita seringkalimengadopsi perilaku tidak sehat seperti merokok dan pola makan

22yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan,depresi, dan juga rendahnya status pekerjaan.e. UsiaBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata angkakejadian hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Hilangnyaelastisitas jaringan dan arterisklerosis serta pelebaran pembuluh darahadalah factor penyebab hipertensi pada usia tua. Berbagai penelitianyang dilakukan di Indonesia menunjukan penduduk yang berusiadiatas 20 tahun sudah memiliki resiko menderita hipertensi.f. Gaya Hidup Kurang SehatFaktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan ataukerusakan pada pembuluh darah ikut berperan terhadap menculnyapenyakit hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain merokok,asupan lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah.g. Obat-ObatanObat pencegah kehamilan, steroid dan obat anti infeksi dapatmengakibatkan tekanan darah. Beberapa jenis obat dapat menaikkankadar insulin. Kadar insulin yang tinggi dapat mengakibatkan tekanandarah meningkat.h. Akibat Penyakit LainPenyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler maka sangatberpotensi menderita hipertensi sekunder. Penyebabnya sudah cukupjelas, antara lain ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontasepsi

23oral dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan factorpengatur tekanan darah dalam tubuh.i. Kurang GerakKurang gerak tentu memiliki efek buruk yang dapat memicuterjadinya hipertensi, terutama bila gaya hidup pasif itu dimulai sejakusia muda. Sebab, kurang gerak cenderung dapat meningkatkan risikopenyempitan atau penyumbatan pembuluh darah. Kondisi ini padaakhirnya akan meningkatkan risiko darah tinggi. Karena itu sangatdianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin agar pembuluhdarahnya normal.5. Hipertensi Pada Lanjut UsiaTekanan darah tidak konstan di sepanjang daur hidup seseorang.Tekanan darah lebih rendah saat lahir dan akan meningkat secarabertahap dengan bertambahnya usia. Pada usia 16-18 tahun, tekanandarah mencapai kadar dewasa. Kemungkinan besar tekanan darah akanmeningkat terus setelah usia 60 tahun. Di Indonesia penyakit tekanandarah tinggi menjadi pembunuh nomor tiga setelah diare dan salurannafas, angka kematian akibat penyakit jantung pada usia lanjut denganhipertensi adalah 3 kali lebih sering dibandingkan pada usia lanjut tanpahipertensi di usia yang sama (Sudjaswandi dkk, 2003 dalam Wiria,2015).Penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada tahun 2007 sebanyak18.960.000 jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 jiwa pada tahun 2009(Nyoman, 2013 dalam Bradley, 2015). Seiring dengan proses menua

24tersebut, tubuh mengalami berbagai masalah kesehatan yang disebutpenyakit degeneratif. Salah satu contohnya adalah penyakit darah tinggiyang merupakan faktor resiko utama dari perkembangan penyakit jantungdan stroke, dan disebut sebagai “the silent disease” karena tidak terdapattanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar (Junita, 2014).Proses penuaan adalah proses penurunan fungsi tubuh hanfisik,psikologis, sosial dan spiritual. Pada perubahan fisiologis terjadipenurunan sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi gangguan daridalam maupun luar tubuh. Salah satu gangguan kesehatan yang palingbanyak dialami lansia adalah pada sistem kardiovaskuler (Teguh, 2009dalam Astari, 2012). Secara alamiah lansia akan mengalami penurunanfungsi organ dan mengalami labilitas tekanan darah (Mubarak dkk, 2006dalam Astari, 2012) Oleh sebab itu, lansia dianjurkan untuk selalumemeriksakan tekanan darah secara rutin agar dapat mencegah penyakitkardiovaskuler khususnya hipertensi (Martono & Pranaka, 2009 dalamAstari, 2012). Penelitian saya kali ini akan mengambil sample dari lansiayang memiliki riwayat hipertensi jangka panjang, yaitu lansia yangdiketahui mengidap hipertensi lebih dari atau 2 sampai 4 minggusebelum diberikan latihan senam yoga hatha.

256. Klasifikasi Tekanan DarahTabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah usia dewasa ( 18 tahun) dan lansia(Sumber : Potter dan Perry, 1997 dalam Wiria, 2015)KatergoriTekanan DarahSistolikTekanan DarahDiastolikHipotensiNormalNormal TinggiHipertensi :Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 100 130130-139 80 8585-89140-15990-99Stadium 2 (Hipertensi Sedang)160-179100-109Stadium 3 (Hipertensi Berat)180-209110-119 210 120Stadium 4 (Hipertensi Maligna)C. Lanjut Usia1. Definisi Lanjut UsiaLanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan prosesalami yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap individu. OrganisasiKesehatan Dunia (WHO ) menggolongkan lanjut usia menjadi empat yaitu;usia pertengahan 45-59 tahun, lanjut usia 60-74 tahun, lalu lanjut usia tua 7590 tahun, dan usia sangat tua 90 tahun. Batasan lanjut usia yang tercantumdalam Undang- Undang No 4 tahun 1965 tentang pemberian bantuanpenghidupan orang jompo, bahwa yang berhak mendapatkan bantuan yaitumereka yang berusia 56 tahun ke atas (Wiria, lahsemakinmeningkatnya usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia

26harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terusmeningkat dari tahun ke tahun. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usiayaitu penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Diseluruh duniapenduduk lansia (usia lebih dari 60 tahun) tumbuh dengan sangat cepatbahkan tercepat dibandingkan kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulaitahun 2010 terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Mindset yang selamaini ada bahwa penduduk lanjut usia merupakan kelompok rentan yang hanyamenjadi tanggungan keluarga, masyarakat dan negara, harus kita ubah. Kitaharus menjadikan lanjut usia sebagai aset bangsa yang perlu terusdiberdayakan (BPS,2009 dalam Islamiyah, 2013).Lanjut usia merupakan fase perkembangan manusia yang sangat menarik,ada beberapa alasan, yaitu : (1) fase usia lanjut kalau dibandingkan denganfase-fase perkembangan manusia lainnya adalah sangat unik. Fase –fase yanglain berkembang secara progresif, sedangkan pada fase lanjut usia sebaliknyayaitu regresif dimana arah yang regresif ini ditandai dengan kemunduransecara fisik dan mental. (2) secara umum, untuk menghindari overgeneralisasi, kualitas kemampuan adaptasi orang lanjut usia terhadapperubahan-perubahan fisik dan mental yang bersifat regresif tersebut cukupburuk sehingga menyebabkan lanjut usia menjadi cukup rentan mengalamigangguan psikologis (Muis,2006 dalam Islamiyah, 2013).Data Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah warga lanjut usiabertambah dari tahun ke tahun. Tahun 2000 jumlah warga berusia 65-70tahun meningkat menjadi 22,7 juta jiwa, maka di tahun 2020 diperkirakanjumlah tersebut menjadi 30,1 juta jiwa atau sekitar 10 % dari total penduduk

27Indonesia. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Bureau of the CencusUSA bahwa di Indonesia sejak tahun 1990-2025 (sekitar 35 tahun)mempunyai jumlah lansia sebesar 414 % dan hal tersebut merupakan suatuangka tertinggi di dunia. (BPS,2009 dalam Islamiyah, 2013).2.Problematika pada Lanjut UsiaPenuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnyasecara perlahan-lahan kemampuan jaringan dalam memperbaiki diri ataumengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapatbertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang di derita. Seiringdengan proses menua, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatanatau yang biasa disebut dengan penyakit degeneratif (Maryam dkk, 2008dalam Suri, 2017).Problematika yang dihadapi orang-orang yang telah lanjut usia sangatkhas. Mereka mengalami penurunan kondisi fisik dan juga masalahpsikologis. Pada usia lanjut, seseorang tidak hanya perlu menjaga kesehatanfisik tetapi juga menjaga agar kondisi mentalnya dapat menghadapiperubahan yang akan mereka alami (Nugraheni, 2005 dalam Islamiyah,2013). Masyarakat sekarang menganggap bahwa lansia itu hanya dapatberada di dalam rumah, menikmati hari-harinya dengan hanya bersantai tanpamelakukan aktifitas apapun padahal disisi lain kita dapat menemukanfenomena-fenomena dimana lansia dalam menjalani masa-masanya dapattetap produktif dan berguna bagi orang lain. Usia tua dipandang sebagai masakemunduran, masa dimana para lansia merasakan penurunan penurunan yangterjadi pada dirinya baik secara fisik dan psikologis. Sebagian lansia masihmemandang usia tua dengan sikap yang menunjukkan keputusasaan, pasif,

28lemah dan tergantung dengan sanak saudara. Lansia tersebut kurang berusahauntuk mengembangkan diri sehingga lansia semakin cepat mengalamikemunduran baik jasmani maupun mental. Disisi lain pandangan ini tidakberarti bahwa kelompok lansia adalah kelompok orang yang homogen.(Indrasawari dkk, 2012 dalam Islamiyah, 2013).Menurut Wahyunita & Fitrah (2010) dalam Suri (2017) Penyakitdegeneratif yang muncul pada lanjut usia diantaranya yaitu :a. Osteoarthritis (OA)Peradangan sendi atau yang sering disebut dengan istilah OA,disebabkan karena adanya pengapuran atau tidak stabilnya sendi.b. OsteoporosisOsteoporosis atau sering disebut dengan istilah tulang keroposbiasa sering menyertai individu yang kurang asupan vitamin Dataupun kurang beraktivitas ketika masa mudanya.c. Tekanan Darah andarah tinggi atau dikenal sebagai hipertensi yaitu kondisi dimanatekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dantekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg, yang terjadi karenaelastisitas arteri pada proses menua. Apabila penyakit ini tidak cepatditangani dapat menyebabkan gangguan pada jantung, ginjal danpembuluh darah.

29d. Kencing Manis (Diabetes Mellitus)Lansia biasanya menderita penyakit diabetes mellitus dikarenakansudah berkurangnya aktivitas tubuh, obesitas dan pola makan yang tidaktepat.e. Sering Lupa (Demensia)Demensia atau yang sering disebut dengan istilah sering lupasebenarnya adalah masalah yang berkaitan dengan susunan sarafpusat atau penyakit vaskular.f. Penyakit JantungPenyakit kardio rentan sekali menyerang lansia. Penyakit jantungyang biasa dikenal yaitu penyakit jantung koroner, serangan jantung danlainnya.g. KankerPenyakit kanker disebabkan karena berubahnya struktur dan fungsisel sehingga tidak mampu melaksanakan fungsinya secara normal.h. KolesterolKadar kolesterol yang tinggi dapat memicu berbagai penyakitdalam tubuh seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, stroke,penyakit jantung koroner dan banyak penyakit yang lain.2. Perubahan Kondisi FisikMeskipun perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,sistem pengaturan tubuh, muskuluskletal, gastrointestinal, dan integument.Masalah-masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia menurutMubarak, 2006 dalam Wiria, 2015 adalah sebagai berikut:

30a. Mudah jatuhb. Mudah lelahc. Kekacauan mental akutd. Nyeri pada dada, berdebar debare. Sesak nafas pada saat melakukan aktifitas fisikf. Pembengkakan pada kaki bawahg. Nyeri pinggang atau punggung dan pada sendi panggulh. Sulit tidur dan sering pusingi. Berat badan menurunj. Gangguan pada fungsi penglihatan, pendengaran, dan sukar menahanair kencingMenurut Wiria tahun 2015, perubahan fungsi organ yang terjadi akibatproses penuaan, tidak sama diantara satu dengan yang lain, secara umumdijumpai penurunan fungsi secara menyeluruh. Perubahan fungsi organ yangterjadi pada lanjut usia adalah sebagai berikut :a. Sistem integumentKulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dankurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adipose,kulit pucat dan terdapatnya bintik-bintik hitam akibat menurunnya alirandarah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen kukupada jari tangan serta kaki menjadi tebal dan rapuh, rambut menipis danbotak, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya (Ganong, 2002dalam Wiria, 2015).

31b. Temperatur tubuhTemperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yangmenurun, keterbatasan reflek, menggigil dan tidak dapat memproduksipanas yang banyak diakibatkan oleh merendahnya aktifitas otot.c. Sistem muskuloskletalKecepatan dan kekuatan otot skeletal berkurang, pengecilan ototakibat menurunnya serabut otot.d. Sistem penginderaan (pengecapan pandanpembauan, sensitifitas terhadap empat rasa menurun setelah usia 50 tahun.e. Sistem perkemihanGinjal mengecil, nefron menjadi atropi, aliran darah menurun sampai50% fungsi tubulus berkurang yang berakibat kurang mampu memekatkanurine, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, kandung kemih sulitdikosongkan pada pria akibatnya retensi urine (Guyton, 2001 dalam Wiria,2015).f. Sistem pernapasanOtot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,menurunnya aktifitas selia, berkurangnya aktifitas paru, alveoli ukurannyamelebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, serta berkurangnya reflekbatuk.g. Sistem gastrointestinalKehilangan gigi, indra pengecap menurun, esophagus melebar, rasalapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambungmenurun, peristaltic melemah sehingga dapat mengakibatkan konstipasi,

32kemampuan absorbsi menurun, hati mengecil, produksi saliva menurun,produksi HCL dan juga pepsin menurun pada lambung.h. Sistem penglihatanKornea lebih berbentuk selindris, spingter pupil timbul sclerosis danhilangnya respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh serta meningkatnyaambang penglihatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,susah melihat cahaya gelap).i. Sistem pendengaranPresbiakusis atau berkurangnya pendengaran pada usia lanjut,membran timpani menjadi atropi yang menyebabkan etoklerosisi,penumpukan serumen hingga mengeras karena peningkatan jumlah kratin,berkurangnya persepsi nada tinggi (Darmojo, 2006 dalam Wiria 2015).j. Sistem sarafBerkurangnya berat otak hingga 10 sampai 20 %, berkurangnya selkortikal, reaksi menjadi lambat, kurang sensitive terhadap sentuhan,berkurangnya aktifitas sel, bertambahnya waktu jawaban motorik,hantaran neuron motorik melemah, dan mengalami kemunduran fungsisaraf otonom (Darmojo, 2006 dalam Wiria 2015).k. Sistem endokrinProduksi hampir semua hormone menurun, fungsi paratiroid dansekresi tidak berubah, berkurangnya ACTH, TSF, FSH, LH, menurunnyaaktifitas tiroid akibatnya basal metabolisme menurun, menurunnyaproduksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon, progesteron, estrogen,dan aldosteron serta bertambahnya insulin (Darmojo, 2006 dalam Wiria,2015).

33l. Sistem reproduksiSelaput lendir vagina kering atau menurun, menciutnya ovarium danuterus, atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun adanyapenurunan berangsur angsur dan dorongan seks menetap sampai diatasusia 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovumpada saat menopause (Darmojo, 2006 dalam Wiria, 2015).m. Sistem kardiovaskulerPerubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler dapat dipahamidari organ jantung dan pembuluh darah. Pada lansia jantung kirinyamengalami pengecilan karena rendahnya beban kerja, terjadi penebalandan kekakuan atau penebalan katup jantung, serta terdapatnya jaringan ikatpada sistem hantaran khusus jantung Hal ini mengakibatkan penurunankontraktilitas miokardium, lamanya waktu pompa ventrikel kiri, dan jugaperlambatan sistem hantaran jantung.D. Senam Yoga Hatha1. Definisi Senam YogaSenam yoga adalah aktivitas di mana seseorang memusatkan seluruhpikiran untuk mengontrol panca indera dan tubuhnya secara menyeluruh. tur,danberkonsentrasi untuk menyelaraskan tubuh, jiwa,dan pikiran. Selain itu,senam yoga juga dapat melancarkan aliran oksigen di dalam tubuh (Johan,2011).

34Yoga merupakan suatu mekanisme penyatuan dari tubuh (body), pikiran(mind), dan jiwa (soul). Yoga mengkombinasikan antara teknik bernafas,relaksasi, meditasi dan latihan peregangan tubuh (Wiria, 2015).2. Manfaat Senam YogaYoga secara teratur dapat menstimulasi saraf tulang punggung.Menstabilkan fungsi kerja tubuh, meningkatkan rasa nyaman, tentram danbebas stres, memperhalus perasaan, memperbaiki sikap dan perilaku,meningkatkan rasa percaya diri, pola pikir yang lebih positif dan penghargaanterhadap diri sendiri, memperlambat proses penuaan diri, meningkatkan dayaingat, fokus terhadap satu masalah dan meningkatkan kesehatan secaramenyeluruh (holistik), keseimbangan kondisi fisik dan kejiwaan seseorang(Muchtar, 2010 dalam Wiria, 2015).Selain dari penjelasan di atas, ada banyak sekali manfaat yang didapatkandari yoga, beberapa diantaranya adalah:a. Memperbaiki postur tubuh, postur tubuh yang awalnya buruk menjadilebih baik. Karena tubuh perlu keseimbangan pada tulang punggung danotot-otot punggung sebagai penyangga tubuh (Stefa

A. Tekanan Darah 1. Definisi Tekanan Darah . Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai se. luruh. jaringan tubuh manusia. Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sebagai media pengangkut oksigen serta zat lain yang di perlukan untuk