Transcription

PANDUAN PRAKTIK KLINISANASTESI DAN SEDASITAHUN 2019NOMOR : 564.3/PER/RSISA/V/20191

DAFTAR ISIHalaman Judul . 1Daftar Isi . 2Penyusun . 3Peraturan Direktur Nomor : 564.3/PER/RSISA/V/2019 tentang PanduanPraktek Klinis (PPK) Anestesi dan Sedasi. 5Pendahuluan . 7Panduan Praktik Klinik Prosedur Tindakan Pre Anestesi . 8Panduan Praktik Klinik Prosedur Tindakan Spinal Anestesi . 11Panduan Praktik Klinik Prosedur Tindakan Epidural Anestesi . 14Panduan Praktik Klinik Prosedur Pasca Anestesi . 17Panduan Praktik Klinik Prosedur Tindakan General Anestesi . 20Panduan Praktik Klinik Perawatan Pasca Anestesi Diruang Perawatan . 22Disclaimer . 24Penutup . 252

PENYUSUNPANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)ANESTESI1.dr. Said Shofwan, Sp.An, FIPP, FIPMKSM ANESTESI2.dr. Wignyo Santosa, Sp.An, KIC, FIPMKSM ANESTESI3.dr. Endang Widyastuti,Sp.AnKSM ANESTESI4.dr Widya Istanto Nurcahyo, Sp.An, KAKV, KARKSM ANESTESI5.dr. Dian Ayu Listiarini, Sp.AnKSM ANESTESI6.dr. Akhmad Anton Henri Susilo,Sp.AnKSM ANESTESI7.dr. Taufik Eko Nugroho, Sp.AnKSM ANESTESI3

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNGNOMOR : 564.3/PER/RSISA/V/2019tentangPANDUAN PRAKTIK KLINIS ANASTESI DAN SEDASIDI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNGbismillahirrahmanirrahimDIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNGMENIMBANG: a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RumahSakit Islam Sultan Agung perlu disusun Panduan Praktik Klinis bagi dokterdi Rumah Sakit Islam Sultan Agungb. bahwa dalam Panduan Praktik Klinis bagi dokter di Rumah Sakit IslamSultan Agung bertujuan untuk memberikan acuan bagi dokter dalammemberikan pelayanan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanansekaligus menurunkan angka rujukanc. bahwa buku panduan praktik klinis tersebut digunakan sebagai bahanacuan kegiatan pelayanan medisd. bahwa untuk kepentingan tersebut diatas perlu ditetapkan dalam suratkeputusanMENGINGAT: 1.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentangRumah Sakit;2.Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 29 tahun 2009 tentangPraktik Kedokteran;3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013tentang Jabatan Fungsional Umum Di Lingkungan KementerianKesehatan;4.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 755 /Menkes/PER/IV/2011tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;5.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010tentang Standar Pelayanan Kedokteran;6.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menker/SK II/2008 tentangStandar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;4

7.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentangPedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen esianomor631/MENKES/SK/IV/2005 tentang pedoman peraturan internal staf medis(Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit;9.Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa TengahNomor 445/01/BPMD/07/2014 tentang Perpanjangan Izin OperasionalRumah Sakit Islam Sultan Agung;10. Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia Nomor :107/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah SakitBerdasarkan Prinsip Syariah;11. Surat Keputusan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia ayanandanManajemen Rumah Sakit Islam Sultan Agung telah memenuhi prinsipsyariah;12. Surat Keputusan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor :12/SK/YBW-SA/II/2018 tentang Pengangkatan dr. H. Masyhudi AM, M.Kessebagai Direktur Utama Rumah Sakit Islam Sultan Agung Masa Bakti 2018– 2022.13. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor :70/SK/YBW-SA/VI/2018 tentang Pengesahan Struktur Oragnisasi RSISultan Agung14. Surat Keputusan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor :12/SK/YBW-SA/II/2018 tentang Pengangkatan Direktur Utama RSI SultanAgung Masa Bhakti 2018 – 2022;MEMUTUSKAN :MENETAPKAN:KESATU: Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan Nomor : 2675/PER/RSI-SA/IV/2017 tentang Panduan Praktik Klinis (PPK) Anastesi dan Sedasi5

6

LAMPIRANPERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNGNOMOR: 564.3/PER/RSISA/V/2019TANGGAL: 16 Mei 2019PENDAHULUANA. Latar BelakangPelayanan medis adalah pelayanan kesehatan perorangan; lingkup pelayananadalah segala tindakan atau perilaku yang diberikan kepada pasien dalam upaya promotif,preventif, kuratif dan rehabilitatif. Substansi pelayanan medis adalah pratik ilmu pengetahuandan teknologi medis yang telah ditapis secara sosio – ekonomi – budaya yang mengacu padaaspek pemerataan, mutu dan efsiensi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kesehatanmasyarakat akan pelayanan medis.Untuk menyelenggarakan pelayanan medis yang baik dalam arti efektif, efisiendan berkualitas serta merata dibutuhkan masukan berupa sumber daya manusia, fasilitas,prafasilitas, peralatan, dana sesuai dengan prosedur serta metode yang memadaiSaat ini sektor kesehatan melengkapi peraturan perundang-undangannya dengandisahkannya Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada bulanOktober 2004 yang diberlakukan mulai bulan Oktober 2005. Pengaturan praktik kedokteranbertujuan untuk memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan danmeningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter/ dokter IPD, sertamemberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan dokter/ dokter IPDPanduan praktik klinis (Clinical practice guidelines) merupakan panduan yangberupa rekomendasi untuk membantu dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan.Panduan ini berbasis bukti (berdasarkan penelitian saat ini) dan tidak menyediakan langkahpendekatan untuk perawatan dan pengobatan, namun memberikan informasi tentangpelayanan yang paling efektif. Dokter menggunakan panduan ini sesuai dengan pengalamandan pengetahuan mereka untuk menentukan rencana pelayanan yang tepat kepada pasienB. Dasar Hukum1. Undang – Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran pasal 44 ayat ( 1 ) ,pasal 50 dan 512. Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan3. Undang – undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit4. Peraturan Menteri Kesehatan No 147/MENKES/PER/2010 tentang Perizinan RS5. PERMENKES No 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran6. PERMENKES No 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik.C. Tujuan1. Meningkatkan mutu pelayanan pada keadaan klinis dan lingkungan tertentu2. Memberikan opsi pengobatan terbaik dengan keuntungan maksimal3. Memberikan opsi pengobatan dengan risiko terkecil4. Mamberikan tata laksana dengan biaya yang memadai7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)PROSEDUR TINDAKANPERSIAPAN PRE ANESTESI1. Pengertian (Definisi)2. Indikasi3. Tujuan4. Kebijakan5. Persiapan6. Prosedur TindakanPemeriksaan dan pemberian obat-obat premedikasi sebelumdilakukan tindakan anestesiSemua pasien yang dijadwal operasi dengan menggunakananestesi1. Mempersiapkan penderita seoptimal mungkin, sebelumdilakukan tindakan anestesi.2. Menyiapkan fisik pasien untuk menjalani anestesi danpembedahan dengan lancar.3. Mencegah terjadinya penyulit pada waktu melakukantindakan anestesi.4. Mengurangi dosis obat anestesi pada waktu dilakukananestesi5. Menghilangkan rasa cemas, rasa nyeri pada waktumenghadapi tindakan pembedahan.6. menentukan ASA (resiko) anestesi1. Perlu dilakukan pemeriksaan / konsultasi penderita sebelumtindakan anestesi.2. Sebagai pelaksana : dokter spesialis anestesi3. Bila diperlukan untuk optimalisasi anestesi dan operasi, jadwaloperasi bisa ditunda.1.Pasien:i. Pasien sesuai daftar operasiii. Ketentuan :a. Anamnesisb. Pemeriksaan fisik dan METSc. Penunjang lab : Darah lengkap, elektrolit, ur,cr, albumin sesuai kasus, CT-BTd. X-foto thorax (usia 35 tahun atau sesuaiindikasi)e. EKG (Usia 35 tahun atau sesuai indikasi)2.Petugas:i. Dokter Anestesiii. Perawat Anestesiiii. Perawat Ruang1. Pasien dilaporkan ke dokter anestesi oleh perawat ruangsehari sebelum operasi makasimal jam 21.00, denganmelaporkan : Nama / umur / jenis kelamin / rencana operasi /8

2.3.4.5.6.penunjang lab / rontgen bila ada / EKG dan data lainnya.Dokter anestesi menerima laporan dan menginstruksikantindakan/terapi yang diperlukan atau kekurangan yang ada.Pemeriksaan penderita oleh dokter anestesi dilakukan 1-2jam sebelum operasi : Pemeriksaan fisik diagnostik dan melakukan penilaian skorMETS (Metabolic Equivalent Task)Aktivitas FisikMETLemah Intensitas Kegiatan 3Sedang tidur0.9Menonton televise1.0Menulis, meja kerja, mengetik1.8Berjalan, 1,7 mph (2,7 km / jam), tanah yang2.3datar, berjalan-jalan, sangat lambatBerjalan, 2,5 mph (4 km / jam)2.9Sedang Intensitas Kegiatan3-6Bersepeda, stasioner, 50 watt, usaha sangat3.0ringanBerjalan 3,0 mph (4,8 km / jam)3.3Senam, olahraga di rumah, usaha ringan atau3.5sedang, umumBerjalan 3,4 mph (5,5 km / jam)3.6Bersepeda, 10 mph (16 km / jam), waktu luang,4.0untuk bekerja atau untuk kesenanganBersepeda, stasioner, 100 watt, upaya cahaya5.5Kuat Intensitas Kegiatan 6Jogging, umum7.0Senam (pushups misalnya, situps, pullups,8.0meloncat-loncat), berat, upaya kuatBerjalan jogging, di tempat8.0Tali jumping, aktif sepakbola, berenang, tenis10.0singleInterpretasi :Nilai 4 : mempunyai resiko yang besarNilai 5 : mempunyai resiko kecil, tetapi tetapmemperhatian penyakit penyerta dan jenis tindakanoperasi Pemeriksaan kelengkapan penunjang anestesi dan operasi Persetujuan anestesi dan operasi (informed consent)Pemberian obat-obat premedikasi sebelum anestesiBila semua dalam keadaan baik dan lengkap, pasien dapatdibawa ke IBS / kamar operasi.Di ruang penerimaan pasien IBS, dilakukan pengecekan ulangkelengkapan administrasi anestesi dan operasi.9

7. Pasca Prosedur Tindakan7. Pemeriksaan ulang di kamar operasi sebelum dilakukantindakan. (sign in)8. Persiapan alat dan obat anestesi, obat-obatan emergency.1. Persetujuan tindakan anestesi oleh dokter anestesi denganstatus ASA (American Society of Anesthesiologyst) (resiko)anestesiASA 1ASA 2 :ASA 3 :ASA 4 :ASA 5 :ASA 6 :: pasien dengan kesehatan normal (0,06-0,08%): pasien dengan penyakit sistemik ringan (diabetes ringan,hipertensi terkontrol, obesitas [0,27-0,4]): pasien dengan penyakit sistemik berat yang membatasiaktivitas (angina, COPD, infark miokard [1,8-4,3%]): pasien dengan penyakit yang mengancam kehidupannya(CHF, gagal ginjal [7,8-23%]): pasien yang tidak diharapkan hidup dalam 24 jam (rupturaneurisma [9,4-51%]: pasien dengan mati batang otak yang akan mendonorkanorganTambahkan”E” setelah klasifikasi untuk operasi darurat,2. Penundaan tindakan anestesi elektif untuk memperbaikikondisi pasien3. Rujukan ke bagian lain4.5.6.7.Tingkat EvidensTingkat RekomendasiOutcome klinisKepustakaanIVC80 % pasien dilakukan visitasi dokter anestesiPedoman Pelayanan AnestesiMorgan GE, Mikhail MS: Airway Management. ClinicalAnesthesiology 4nd ed, Lange Medical Books, New York, 2006.10

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)PROSEDUR SPINAL ANESTESI UNTUK OPERASI1. Pengertian (Definisi)2. Indikasi3. Kontra Indikasi4. Persiapan4. Prosedur TindakanMerupakan tehnik anestesi dengan memasukan obat analgetikke dalam ruang subarackhnoid sesuai blokade syaraf yangdikehendaki.Bedah regio ekstremitas bawah, sekitar rektum prineum,obstetrik dan gynekologi, urologi, bedah ebdomen bawahAbsolutRelatif Infeksi pada tempat Sepsissuntikan Pasien tidak kooperatif Pasien menolak Preexisting neurologi Koagulopati ataudefisitbleeding diathesis Demyelinating lesions Severe hypovolemi Stenotic katub jantung Meningkatnya tekanan Severe spinalintrakranialdeformitas Severe aorta stenosis Severe mitral stenosisKontroversial Prior back surgery at the site of injection Ketidakmampuan komunikasi denganpasien Complikasi operasi Operasi yang lama Kehilangan darah yang banyak Maneuver that compromise respiration1. Pasien:i. Inform concerntii. Persetujuan tindakan2. Alat dan Bahan Habis Pakai:i. Sirkuit anestesi (mesin, Oksigen)ii. Spuit 5 cc , jarum spinaliii. Bupivacain, lidokain, ephedrin, midazolam,iv. Sarung tangan steril, kasa 1 bungkus, betadhin 10cc, alkohol 5 cc, Hansaplas plesterv. Obat Emergency3. Petugas:i. Dokter Anestesiii. Perawat Anestesi1. Pemeriksaan Identitas pasien (Sign In)2. Premedikasi pasien di ruang serah terima pasien denganmidazolam 2 mg11

3. Pindahkan pasien menuju kamar operasi dan tidurkanpasien di meja operasi4. Pasang monitor , Tekanan darah, Pulse oxymetri, EKG5. Pastikan iv line lancar, loading pasien 250 cc cairanelektrolit6. Posisikan pasien duduk dengan tangan menyilangmemegang bahu, kepala menunduk7. Identifikasi SIAS sesuai Lumbal 3-4 atau Lumbal L4-58. Sterilkan tempat tusukan dengan betadin dan alcohol9. Beri anestesi local pada tempat tusukan dengan lidokain2% 2-3 ml10. Insersikan jarum spinal pada daerah dibawah L2 atausesuai dermatom yang diinginkan menembus ligamentumflavum sampai LCS keluar tanpa ada campuran darah11. Masukkan obat anestesi pelan–pelan (0,5 ml/detik)dengan menggunakan spuit 5cc sebanyak sesuaidermatom yang diinginkan diselingi aspirasi sedikit(barbotase test setiap memasukan 1 cc)12. Cabut jarum spinal dan tutup bekas suntikan dengankassa steril dan di plester13. Evaluasi blokade syaraf yang terjadi, bila telah sesuaidermatom yang dikehendaki, tindakan pembedahanbolah dilakukan14. Monitoring hemodinamik pasien, bila terjadi penurunantekanan darah berikan loading cairan elektrolit ataukoloid bila belum cukup cairan, bila telah terpenuhiberikan ephedrin 10 mg IV15. Evaluasi dan monitoring pasien dan hemodinamik sampaioperasi selesai.16. Operasi selesai pindahkan pasien ke ruang pemulihan danevaluasi dengan bromage score17. Pasca Prosedur Tindakan1. Evaluasi di ruang rawat pemulihan pada pasca operasi2. Posisikan pasien dengan kepala lebih tinggi 30 derajatselama 24 jam3. Bila tensi menurun 90/60 mmHg atau penurunan lebih20 % tensi awal berikan ephedrin 10 mg4. Tingkat EvidensIV5. Tingkat RekomendasiC6. Indikator ProsedurTerjadinya blokade syaraf sesuai dermatom (tidak nyeri pada saatTindakanirisan) selama 90 menit7. Kepustakaan1. Brown DL. Spinal, epidural and caudal anesthesia. In : MillerRD. Miller’s Anesthesia 7ed. Philadelphia. Elseiver Churchilllivingstone; 2010; volume 1; 1611-38. (2)12

2. Kleinman W, Mikhail M. Spinal, epidural and Caudal blocks. In: Morgan GE, Murray Michael J. Clinical anesthesiology. NewYork : McGraw Hill; 2006; 289-323. (4)13

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)PROSEDUR EPIDURAL ANESTESI UNTUK OPERASI1. Pengertian (Definisi)2. Indikasi3. Kontra Indikasi4. Persiapan4. Prosedur TindakanMerupakan tehnik anestesi dengan memasukan obat analgetikke dalam ruang epidural sesuai blokade syaraf yang dikehendaki.Pembedahan / operasi atau pemberian analgetik pada daerahsyaraf yang dikehendakiAbsolutRelatif Infeksi pada tempat Sepsissuntikan Pasien tidak kooperatif Pasien menolak Defisit neurologis Koagulopati Stenotic katub jantung Severe hypovolemi Severe spinal deformitas Meningkatnya tekananintrakranial Severe aorta stenosis Severe mitral stenosisKontroversial Operasi pasa daerah suntikan Ketidakmampuan komunikasi dengan pasien Operasi yang lama Kehilangan darah yang banyak Maneuver yang memerlukan pengendalian nafas1. Pasien:i.Inform concernt dan Persetujuan tindakanii.Tidak adanya kontra indikasi2. Alat dan Bahan Habis Pakai:i. Sirkuit anestesi (mesin, oksigen), GA Setii. Spuit 20 cc , 3 cciii. Epidural setiv. Bupivacain isobarik 1 vial, lidokain 3 amp,pehacain 2 amp, ephedrin 1 amp, midazolamamp,v. Sarung tangan steril 1 buah, kasa 1 bungkus,betadhin 10 cc, alkohol 5 cc, hypavic ukuran 12cm x 5 cm (1 buah) dan 2 x 20 cm (2 buah)vi. Obat Emergency (set/stok)3. Petugas:i. Dokter Anestesiii. Perawat Anestesi1. Pemeriksaan Identitas pasien (Sign In)2. Premedikasi pasien di ruang serah terima pasien dengan14

azolam 2 mgPasien dibawa dari ruang serah terima ke kamar operasidan pindahkan ke meja operasiPasang monitor , Tekanan darah, Pulse oxymetri, EKGPastikan jalur iv lancar, loading pasien 250 cc cairanelektrolitPosisikan pasien duduk dengan tangan menyilangmemegang bahu, kepala menundukIdentifikasi SIAS sesuai Lumbal 4-5 dan thorakal 12 dancervic 7Tentukan daerah insersi sesuai dermatom pembedahanSterilkan tempat tusukan dengan betadin dan alcoholBeri anestesi local pada tempat tusukan dengan lidokain2% 2-3 mlInsersikan jarum epidural mulai dari kulit sampaimenembus ruang epidural dengan teknik loss off resistenatau hanging drop.Masukan kateter epidural kedalam ruang epidural melaluiinsersi jarum dengan kedalaman keteter diruang epiduralantara 4-6 cm.Tarik jarum epidural pelan-pelan dengan tetap menjagainsersi kateter epidural pada tempat yang tidak berubah.Tutup tempat insersi jarum dan kateter dengan kasa sterildan bethadine dan tarik kateter kearah pundak danplester dengan hypavic sesuai ukuran.Bila tanpa menggunakan kateter segera masukan obatanestesi kedalam ruang epidural dengan jumlah volumesesuai dermatom yang dikehendakiLakukan test dose dengan lidokain 1,8 cc dan pehacain1,2 cc ke ruang epidural melalui kateter epidural.Penilaian pada kenaikan heart rate 20 % awal atauterjadinya blokade motorik.Masukkan obat anestesi pelan–pelan (0,5 ml/detik)dengan menggunakan spuit 20 cc dengan volume sesuaidermatom yang diinginkan.Tunggu antara 15-20 menit lakukan tes anestesi sesuaidermatom pembedahan yang akan dilakukan, bila pasiensudah tidak merasakan sakit, proses pembedahan bisadilakukan.Monitoring hemodinamik pasien, bila terjadi penurunantekanan darah berikan loading cairan elektrolit ataukoloid bila belum cukup cairan, bila telah terpenuhiberikan ephedrin 10 mg IVEvaluasi dan monitoring pasien dan hemodinamik sampai15

22. Pasca Prosedur Tindakan21.1.2.3.4. Tingkat Evidens5. Tingkat Rekomendasi6. Outcome klinis7. Kepustakaanoperasi selesai.Operasi selesai pindahkan pasien ke ruang pemulihanEvaluasi di ruang rawat pemulihan pada pasca operasidan evaluasi dengan bromage scorePosisikan pasien dengan kepala lebih tinggi 30 derajatselama 24 jamBila tensi menurun 90/60 mmHg atau penurunan 20 %tensi awal berikan ephedrin 10 mgIVC- 100 % tidak nyeri operasi- Waktu 90 menit atau penurunan dermatom 2 tingkatpenambahan volume 5 cc bupivacain isobarik 0,5 %Brown DL. Spinal, epidural and caudal anesthesia. In : Miller RD.Miller’s Anesthesia 7ed. Philadelphia. Elseiver Churchilllivingstone; 2010; volume 1; 1611-38. (2)Kleinman W, Mikhail M. Spinal, epidural and Caudal blocks. In :Morgan GE, Murray Michael J. Clinical anesthesiology. New York :McGraw Hill; 2006; 289-323. (4)16

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)PROSEDUR PASCA ANESTESI1.Pengertian ur TindakanPenilaian pasien sesudah proses anestesi/pembedahan selesaidengan skor anestesi di ruang pemulihan sebelum dinyatakanpasien boleh di pindah ke ruangan.Setelah proses anestesi/pembedahan kecuali pasien yangdinyatakan akan dirawat di ruang rawat intensive (ICU)1. Yang berhak memutuskan memutuskan pasien boleh keluardari ruang pemulihan adalah : Dokter spesialis anestesi Dokter umum yang terlatih yang bertugas Petugas terlatih dibidang anestesi2. Terdapat obat & alat emergensi di ruang pulih sadar.3. Memenuhi kriteria pemulangan ke bangsal rawat inap.1. Alat dan Bahan Habis Pakai:i. Oksigenii. Obat dan alat Emergency (set/stok)iii. Bedside Monitor2. Petugas:i. Dokter Anestesiii. Perawat Anestesi1. Pasien dari kamar operas dibawa ke ruang pemulihanoleh petugas anestesi.2. Berikan oksigenasi, pasang alat mintor tekanan darah dancapnograf / saturasi oksigen3. Petugas ruang pemulihan melakukan penilaian pascaanestesi4. Pasien dengan Anestesi Umum :Aldrete SkorTanda penilaianBergerak 4 extremitasatas perintahBergerak 2 extremitasatasperintah/volunterTak mampu bergerakNafas dalam danbatukDispneu/usaha ai210210MasukKeluar

SirkulasiKesadaranWarna kulitTD /- 20 preanestesi20-5050Sadar penuhBangun jika dipanggilTak ada responKemerahanPucat/kuningSianosisJumlah Skor210210210Catatan :o pasien boleh pindah ke ruangan bila hasil penilaian 8o digunakan untuk general anestesi pasien dewasa1. Pasien regional anestesi5. Pasien dibawa dari ruang serah terima ke kamar operasidan pindahkan ke meja operasi6. Pasang monitor , Tekanan darah, Pulse oxymetri, EKG7. Pastikan jalur iv lancar, loading pasien 250 cc cairanelektrolit8. Posisikan pasien duduk dengan tangan menyilangmemegang bahu, kepala menunduk9. Identifikasi SIAS sesuai Lumbal 4-5 dan thorakal 12 dancervic 710. Tentukan daerah insersi sesuai dermatom pembedahan11. Sterilkan tempat tusukan dengan betadin dan alcohol12. Beri anestesi local pada tempat tusukan dengan lidokain 12% 2-3 ml13. Insersikan jarum epidural mulai dari kulit sampai menembusruang epidural dengan teknik loss off resisten atau hangingdrop.14. Masukan kateter epidural kedalam ruang epidural melaluiinsersi jarum dengan kedalaman keteter diruang epiduralantara 4-6 cm.15. Tarik jarum epidural pelan-pelan dengan tetap menjagainsersi kateter epidural pada tempat yang tidak berubah.16. Tutup tempat insersi jarum dan kateter dengan kasa sterildan bethadine dan tarik kateter kearah pundak dan plesterdengan hypavic sesuai ukuran.17. Bila tanpa menggunakan kateter segera masukan obatanestesi kedalam ruang epidural dengan jumlah volumesesuai dermatom yang dikehendaki18. Lakukan test dose dengan lidokain 1,8 cc dan pehacain 1,2cc ke ruang epidural melalui kateter epidural. Penilaianpada kenaikan heart rate 20 % awal atau terjadinyablokade motorik.18

5.19. Masukkan obat anestesi pelan–pelan (0,5 ml/detik) denganmenggunakan spuit 20 cc dengan volume sesuai dermatomyang diinginkan.20. Tunggu antara 15-20 menit lakukan tes anestesi sesuaidermatom pembedahan yang akan dilakukan, bila pasiensudah tidak merasakan sakit, proses pembedahan bisadilakukan.21. Monitoring hemodinamik pasien, bila terjadi penurunantekanan darah berikan loading cairan elektrolit atau koloidbila belum cukup cairan, bila telah terpenuhi berikanephedrin 10 mg IV22. Evaluasi dan monitoring pasien dan hemodinamik sampaioperasi selesai.23. Operasi selesai pindahkan pasien ke ruang pemulihan1. Evaluasi di ruang rawat pemulihan pada pasca operasidan evaluasi dengan bromage score2. Posisikan pasien dengan kepala lebih tinggi 30 derajatselama 24 jam3. Bila tensi menurun 90/60 mmHg atau penurunan 20 %tensi awal berikan ephedrin 10 mgPasca Prosedur TindakanTingkat EvidensTingkat RekomendasiOutcome Prosedur TindakanKepustakaanIA-100 % tidak nyeri operasiWaktu 90 menit atau penurunan dermatom 2 tingkatpenambahan volume 5 cc bupivacain isobarik 0,5 %Clinical Anestesiology, Morgan19

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)PROSEDUR TEHNIK GENERAL ANESTESI DENGAN INTUBASI ENDO TRACHEAL1.Pengertian (Definisi)2.Indikasi3.Persiapan5.Prosedur TindakanMerupakan tehnik anestesi agar pasien kehilangan kesadaransecara menyeluruh dan hilang rasa nyeri untuk tindakanpembedahan / operasi1. Memenuhi permintaan pasien yang menginginkan biusumum dan memang dimungkinkan untuk itu.2. Karena ada kontra indikasi regional anestesi.Pasien:1. Inform concernt dan Persetujuan tindakan2. Puasa deawa 6 jam3. Anak-anak 5 jam dan neonatal 4 jam4. Terpasang IV lineAlat dan Bahan Habis Pakai:1. Sirkuit anestesi (mesin, oksigen dan N2O)2. GA Set (laryngoscope, ET sesuai ukuran, LMA sesuaiukuran, Oropharyngeal tube, nasopharyngeal tube,stylet/mandrim, plester, suction, cuff sesuai ukuran,stetoscope, jelly, spuit pengembang, sarung tangan)3. Obat-obatan (premedikasi, sedasi, induksi, musclerelaxan, analgetik)4. Obat emergency (Sulfas Atropin, ephedrin, adrenalin,Aminophylin, dexametasone, antidotum MR dan opioid)5. Cairan : elektrolit dan koloidPetugas:1. Dokter Anestesi2. Perawat Anestesi1. Pemeriksaan Identitas pasien (Sign In)2. Premedikasi pasien di ruang serah terima pasien dengan :a. midazolam 0,07 – 0,1 mg/kgbbb. geriatrik ( 60 th : 0,025 -0.05 mg/kgbbc. pediatrik : kombinasi midazolam 0,07 mg/kg bb,Sulfas atropin 0,01-0,02 mg/kgbb dan ketamin 0,5mg/kgbb3. Pasien dibawa dari ruang serah terima ke kamar operasidan pindahkan ke meja operasi4. Pasang monitor , Tekanan darah, Pulse oxymetri, EKG5. Pastikan jalur iv lancer, berikan obat sedasi(propofol/ketamin) sesuai dosis dan indikasi secara titrasisampai pasien tertidur (periksa tidak ada reflek bulumata.6. Cuff pasien dan gunakan kombinasi (oksigen, N2O, agent20

7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.6. Pasca Prosedur Tindakan7. Tingkat Evidens8. Tingkat Rekomendasi9. Outcome ProsedurTindakan10. Kepustakaan1.2.inhalasi) sesuai indikasi dan kontra indikasi, biarkan nafasspontan dan pastikan bisa dilakukan dilakukan presuurepositif (baging oksigen).Berikan obat pelumpuh otot sesuai dosis, indikasi dankontra indikasi (vecuronium, atracurarium ataurocuronium)Berikan nafas dengan tekanan positif sampai onset obatpelumpuh otot bekerja.Berikan lidokain 1-2 mg/kgbb atau fentanyl 2-4 mcg/kgbbsebelum intubasiMatikan N20 dan Agent inhalasi dan berikanhyperventilasi oksigen.Buka mulut pasien dengan cross finger, masukanlarungoscope dari sudut lateral kanan, sibakkan lidahpasien dan temukan epiglotis, angkat laryngoscope dantemukan rima glottis, masukan ETT sesuai ukuran sampaibatas hitam, keluarkan laryngoscope dan kembangkancuff balon ETT.Periksa suara nafas tidak pada titik epigastric (lambung),tetapi pada apek paru dan sama antara kanan kiri, plesterETT pada pojok bibir dan pasang oropharyngeal tube.Hidupkan agent anestesi inhalasi sesuai MAC (minimalalveolar concentration), dan oksigen, N20 denganperbandingan minimal 30 : 70 %)Berikan obat analgesi NSAID pada operasi ringan ataukombinasi dengan opioid pada operasi besar.Monitoring pasien selama operasi (tanda vital, saturasi,EKG , urine output, dan lapang operasi serta suctionuntuk perdarahan.Bila pasien diperkirakan akan selesai dalam 15 menit atausaat menjahit kulit, spotankan nafas pasien.Operasi selesai, bersihkan mulut pasien dengan suction,ekstubasi pasien dengan ektubasi dalam pada pasienyang dihindari terjadinya gejolak hemodinamik atauekstubasi sadar pada pasien tanpa kontra indikasi.Berikan oksigenasi dengan cuff, bila nafas adekuatpindahkan pasien ke ruang pemulihan.Berikan oksigen dengan canul/masker oksigenEvaluasi di ruang rawat pemulihan dengan Aldrete ScoreIA- 100 % tidak nyeri operasi (gerak, heart rate naik)- Waktu sesuai lama waktu operasiClinical Anestesiology, Morgan21

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)PERAWATAN PASCA ANESTESI DI RUANG PERAWATAN1. Pengertian (Definisi)2. Indikasi3. Tujuan4. Kebijakan5. Persiapan6. Prosedur TindakanPerawatan pasien di ruang perawatan pasca anestesi setelahkeluar dari ruang pulih sadarSemua pasien yang telah dilakukan tindakan anestesiMenjaga fungsi vital pasien dalam batas normal dan kemungkinankomplikasi setelah pembedahan / anestesi berakhir.Perawatan diruangan dilakukan oleh petugas ruang atau dokterjaga ruanganHal-hal yang terjadi dalam 24 jam pertama dilaporkan kepadadokter spesialis anestesi.Pasien:Sudah dinyatakan layak pindah dari ruang pulih sadarPetugas:i. Perawat ruangii. Dokter Jaga rumah sakitiii. Dokter Anestesiiv. Perawat Anestesi1. Pasien dengan General anestesi : Pemantauan pada :- Kesadaran pasien ( AVPU Awarness/sadar penuh,Verbal/respon dengan panggilan, Pain/respondengan rangsang nyeri, Unrespon/tidak ada respon),- Sistem hemodinamik : tensi, nadi, frekuensipernafasan, urine output, suhu tiap 4 jam Pemberian oksigenasi atas indikasi Pemantauan motilitas usus dan sistem gastrointestinallainnya Bila menggigil berikan selimut hangat, infus hangat atauberikan pethidin 25 mg dalam pengenceran 5 kali danpelan-pelan. Bila mual dan muntah berikan ondancetron 4 mg ataumetoclopropamide 10 mg dan periksa tekanan darah.2. Pasien dengan regional anestesi : Pemantauan pada :- Kesadaran pasien ( AVPU Awarness/sadar penuh,Verbal/respon dengan panggilan, Pain/respondengan rangsang nyeri, Unrespon/tidak ada respon),- Sistem hemodinamik : tensi, nadi, frekuensipernafasan, urine output, suhu tiap 4 jam22

Pemberian oksigenasi atas indikasi Ha-hal khusus dalam 24 jam pertama:- Posisi head up (badan kepala lebih tinggi) 30 ⁰- Penderita dalam tirah baring- Bila tensi systole 90 mmHg dan atau dyastole 60mmHg atau penurunan tensi 30 % dari tensi awalberikan ephedrin 10 mg IV, pastikan intake cairancukup dan produksi urine 0,5 cc/kgbb Bila menggigil berikan selimut hangat, infus hangat atauberikan pethidin 25 mg dalam pengenceran 5 kali danpelan-pelan. Bila mual dan muntah berikan ondancetron 4 mg ataumetoclopropamide 10 mg dan periksa tekanan darah.7. Tingkat Evidens8. Tingkat Rekomendasi9. outcome Prosedur Tindakan10. Kepustakaan3. Bila ada hal-hal khusus, dokter spesialis anestesiIA- 100 % tindakan dilaksanakan- 100 % komplikasi segera tertanganiMorgan GE, Mikhail MS: Airway Management. ClinicalAnesthesiology 4nd ed, Lange Medical Books, New York, 200623

DISCLAIMERPANDUAN PRAKTIK KLINIS ANESTESIDokumen tertulis PPK Anestesi perangkat implementasi ini disertai dengan disclaimer (wewanti/Penyangkalan) untuk:1. Menghindari kesalah pahaman atau salah persepsi tentang arti kata standar, yangdimaknai harus

PERSIAPAN PRE ANESTESI 1. Pengertian (Definisi) Pemeriksaan dan pemberian obat-obat premedikasi sebelum dilakukan tindakan anestesi 2. Indikasi Semua pasien yang dijadwal operasi dengan menggunakan anestesi 3. Tujuan 1. Mempersiapkan penderita s