Transcription

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEWIIIKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIAKODE ETIK AKUNTAN INDONESIAHak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang menerjemahkan, mencetak ulang,memperbanyak, atau menggunakan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentukapa pun, baik secara elektronik, mekanik atau cara lainnya, yang saat ini diketahuiatau nanti ditemukan, termasuk menggandakan dan mencatat, atau menyimpan dalamsistem penyimpanan dan penyediaan informasi, tanpa izin tertulis dari Ikatan AkuntanIndonesiaIkatan Akuntan Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami olehpihak yang melakukan atau menghentikan suatu tindakan dengan mendasarkan padamateri dalam buku ini, baik kerugian yang disebabkan oleh kelalaian atau hal lainnya.NIOAII RSEVBESanksi Pelanggaran Pasal 72:Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta1.Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat(1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahundan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).2.Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatuciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjarapaling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).WJudul:Kode Etik Akuntan IndonesiaISBN:978-979-9020-62-8Diterbitkan oleh:Komite EtikaIkatan Akuntan IndonesiaGrha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310Telp: (021) 31904232 Fax: (021) 3900016E-mail: [email protected] Februari 2020III

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEWIVIKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEKode Etik Akuntan Indonesia disusun bersama oleh tiga asosiasi profesi akuntansi diIndonesia yaitu: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Institut Akuntan Publik Indonesia(IAPI), dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) yang didukung oleh PusatPembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan.Kode Etik Akuntan Indonesia diterbitkan secara paralel oleh IAI dan IAMI, serta olehIAPI dengan nama Kode Etik Profesi Akuntan Publik.WV

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEWVIIKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIASAMBUTANKETUA DEWAN PENGURUS NASIONALIKATAN AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEAssalamualaikum Wr WbPuji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terbitnya Kode Etik Akuntan Indonesia.Terima kasih kami sampaikan kepada Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) KementerianKeuangan, yang telah mendukung dan memfasilitasi kegiatan adopsi International Code ofEthics for Professional Accountants menjadi Kode Etik Akuntan Indonesia ini. Suatu prestasiyang membanggakan bagi kita semua, dimana proses adopsi ini dapat terlaksana kurang darisatu tahun.Etika adalah salah satu unsur utama dari profesi yang menjadi landasan bagi akuntan dalamWmenjalankan kegiatan profesionalnya. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk bertindaksesuai dengan kepentingan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesiakuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari AD/ARTIAI dan peraturan yang berlaku, yaitu Keputusan Menteri Keuangan No. 263/KMK.01/2014tentang Penetapan Ikatan Akuntan Indonesia Sebagai Organisasi Profesi Akuntan. Kode EtikIAI tersebut perlu untuk dimutakhirkan dengan perkembangan saat ini dan ketentuan kodeetik akuntan profesional yang berlaku secara internasional.Kode Etik Akuntan Indonesia diadopsi dari Handbook of International Code of Ethics forProfessional Accountants 2018 edition yang diterbitkan oleh International Ethics StandardBoard For Accountants (IESBA) dari International Federation of Accountants (IFAC). Sebagaisalah satu pendiri dan anggota IFAC, maka IAI berkewajiban untuk mematuhi kode etiktersebut sebagai bagian dari kepatuhannya (statements of membership of obligation).IESBA dalam presentasi di IFAC Council Meeting pada 13 November 2019, menyampaikanbahwa Indonesia telah diakui sebagai suatu negara yang on the track atas adopsi InternationalCode of Ethics for Professional Accountants.VII

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIADalam proses penyusunan Kode Etik Akuntan Indonesia ini, IAI berkolaborasi dengan IAPIdan IAMI sesuai dengan Nota Kesepahaman antara IAI, IAPI, dan IAMI tentang KerjasamaPengembangan Profesi Akuntan di Indonesia yang didukung oleh PPPK KementerianKeuangan. Tujuannya supaya terjadi sinergi antar organisasi profesi akuntan danmenciptakan keseragaman ketentuan etika bagi seluruh akuntan di Indonesia.Sebelumnya, ketiga asosiasi ini bekerja sendiri-sendiri menyusun kode etik yang berlakuuntuk anggotanya saja. Sangat mungkin terjadi suatu individu menjadi anggota lebihdari satu asosiasi. Dengan berlakunya kode etik yang sama, maka ketiga asosiasi ini dapatbersinergi untuk mendorong anggotanya menjadi akuntan profesional yang menjunjungtinggi etika keprofesiannya. Dengan demikian diharapkan kepercayaan publik terhadapNIOAII RSEVBEprofesi akuntansi akan semakin meningkat.Tidak kalah pentingnya dari penyusunan kode etik adalah pengawasan atas implementasidari kode etik tersebut. Badan atau dewan penegakan disiplin dari ketiga asosiasi ini perlubekerja bersama untuk menyusun suatu mekanisme penegakan disiplin bagi anggotamasing-masing asosiasi. Organisasi profesi akuntansi akan tegak dan besar jika individu-individu yang ada di dalamnya memiliki etika yang baik yang tercermin dari ketaatannyaterhadap Kode Etik Akuntan Indonesia.Terima kasih kami ucapkan kepada badan penyusun kode etik yaitu Komite Etika IAI, KomiteEtika Profesi IAPI, dan Komite Etika IAMI. Namun mereka tidak akan dapat maksimal bekerjaWtanpa dukungan PPPK Kementerian Keuangan. Penyusunan Kode Etik Akuntan Indonesiaini diharapkan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada akuntan, sertameningkatkan kontribusi akuntan bagi kepentingan masyarakat dan negara.Wasalamualaikum Wr WbJakarta, Desember 2019Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan IndonesiaProf. MardiasmoKetuaVIII

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIAKATA SAMBUTANKEPALA PUSAT PEMBINAAN PROFESIKEUANGANNIOAII RSEVBEEtika sebagai salah satu unsur utama dari profesi sebagai landasan bagi Akuntan dalammenjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuaidengan kepentingan publik. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) sebagai pembinaprofesi Akuntan yang menaungi organisasi profesi akuntan yakni lkatan Akuntan lndonesia(lAl), lnstitut Akuntan Publik lndonesia (lAPl), dan lnstitut Akuntan Majemen lndonesia(lAMl) berkoordinasi dalam penyusunan Kode Etik Akuntan lndonesia. Kode Etik tersebutperlu dimutakhirkan dengan perkembangan saat ini dan ketentuan kode etik yang berlakusecara internasional.Kode Etik Akuntan lndonesia merupakan adopsi dari Handbook of the Code ot Ethics forProfessional Accountant 2018 Edition yang dikeluarkan oleh lntemational Ethics StandardsWBoard for Accountants of The lntemational Federation of Accountants (IESBA-IFAC). Dalamproses penyusunannya, ketiga asosiasi yakni lAl, lAPl, dan lAMl didukung oleh PPPK sesuaidengan Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Pengembangan Profesi Akuntan di lndonesiadengan tujuan agar terjadi sinergi antar organisasi profesi akuntan dan menciptakankeseragaman ketentuan etika bagi seluruh akuntan di lndonesia.Kode Etik Akuntan lndonesia diharapkan akan meningkatkan kepercayaan masyarakatkepada Akuntan serta meningkatkan kontribusi Akuntan bagi kepentingan masyarakat dannegara serta penggerak pertumbuhan perekonomian di lndonesia.Jakarta, 18 November 2019Firmansyah N.NazaroedinKepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian KeuanganIX

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEWXIKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIADEWAN PENGURUS NASIONALIKATAN AKUNTAN INDONESIAProf. MardiasmoKetuaProf. Ainun Na’imAnggotaBahtiar ArifAnggotaProf. Bambang PamungkasAnggotaDadang KurniaAnggotaDavid E. S. SidjabatAnggotaDwi Setiawan SusantoAnggotaIsnaeni AchdiatAnggotaIto WarsitoAnggotaProf. Lindawati GaniAnggotaMaliki Heru SantosaAnggotaProf. Nunuy Nur AfiahAnggotaRosita Uli SinagaAnggotaProf. Sidharta UtamaAnggotaProf. Sri MulyaniAnggotaTia AdityasihAnggotaProf. Dian AgustiaAnggotaProf. P. M. John Liberty HutagaolAnggotaM. Jusuf WibisanaAnggotaHery SubowoAnggotaNIOAII RSEVBEWKOMITE ETIKAIKATAN AKUNTAN INDONESIAEmil BachtiarKetuaAkhsanul KhaqAnggotaDoddy SetiadiAnggotaIrsan GunawanAnggotaLinus SetiadiAnggotaXI

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIADEWAN PENGURUSINSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIATarkosunaryoKetua UmumSapto Amal DamandariKetuaTia AdityasihKetuaNIOAII RSEVBEHendang TanusdjajaKetuaSuhartonoKetuaHandoko TomoKetuaAria KanakaKetuaEllya NoorlisyatiKetuaFlorus DaeliKetuaIrhoan TanudiredjaKetuaSyahril AliKetuaRian Benyamin SuryaKetuaSugeng PraptoyoKetuaSteven TanggaraKetuaIrwan HaswirKetuaPalti Ferdrico T.H.S.KetuaWKOMITE ETIKA PROFESIINSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIAXIITarkosunaryoKetuaSapto Amal DamandariAnggotaAgung PurwantoAnggotaErik EneddyAnggotaHerlinaAnggotaPadri AchyarsyahAnggotaSilawaty TjhinAnggotaNur Adib NajamuddinAnggotaTaufikkurahmanAnggota

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIADEWAN PENGURUSINSTITUT AKUNTAN MANAJEMENINDONESIAGatot TrihargoKetua UmumM. Afdal BahaudinWakil Ketua UmumProf. Adji SuratmanKetua Bidang Anggota, Advokasi, Etika dan Disiplin AnggotaAgung Nugroho SoedibyoKetua Bidang SertifikasiLinus M. SetiadiKetua Bidang Pengembangan Organisasi WilayahHendang TanusdjajaKetua Bidang Pendidikan dan Pelatihan ProfesiZahra MulachellaKetua Bidang Organisasi, Humas, Promosi dan SekretariatHaru KoesmahargyoKetua Bidang Kerjasama Kelembagaan dan KorporasiChristina JulianaKetua Bidang Kerjasama Perguruan Tinggi dan Organisasi ProfesiNIOAII RSEVBEWXIII

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEWXIVIKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIADAFTAR ISIBAGIAN 1Seksi 100Seksi 110SubseksiSubseksiSubseksiSubseksiSubseksiSeksi 120BAGIAN 2Seksi N TERHADAP KODE ETIK .1Kepatuhan terhadap Kode Etik .3Prinsip Dasar Etika.5111Integritas .7112Objektivitas .8113Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional .9114Kerahasiaan. 10115Perilaku Profesional . 12Kerangka Kerja Konseptual . 13NIOAII RSEVBEAKUNTAN YANG BEKERJA DI BISNIS .Penerapan Kerangka Kerja Konseptual - Akuntan yang Bekerjadi Bisnis .Benturan Kepentingan .Penyusunan dan Penyajian Informasi .Bertindak dengan Keahlian yang Memadai .Kepentingan Keuangan, Kompensasi, dan Insentif yang Terkait denganPelaporan Keuangan dan Pengambilan Keputusan .Bujukan, Termasuk Hadiah dan Keramahtamahan .Respons atas Ketidakpatuhan terhadap PeraturanPerundang-undangan .Tekanan untuk Melanggar Prinsip Dasar Etika .21AKUNTAN YANG BERPRAKTIK MELAYANI PUBLIK .Penerapan Kerangka Kerja Konseptual - Akuntan yang BerpraktikMelayani Publik .Benturan Kepentingan .Penunjukan Profesional .Pendapat Kedua.Imbalan dan Jenis Remunerasi Lain .Bujukan, Termasuk Hadiah dan Keramahtamahan .Kustodi Aset Klien .Respons atas Ketidakpatuhan terhadap PeraturanPerundang-undangan .61WSeksi 250Seksi 260Seksi 270BAGIAN 3Seksi 34035036023283136384046576370778284879394XV

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIABAGIAN 4ASeksi ksi410411420430510511520521522523Seksi 524Seksi 525Seksi 540Seksi iSubseksiSubseksiSubseksiSubseksiSeksi 800INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN AUDIT DANPERIKATAN REVIU .Penerapan Kerangka Kerja Konseptual untuk Independensidalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu .Imbalan .Kebijakan Kompensasi dan Evaluasi .Hadiah dan Keramahtamahan .Litigasi Aktual atau Ancaman Litigasi .Kepentingan Keuangan.Pinjaman dan Jaminan .Hubungan Bisnis .Hubungan Keluarga dan Pribadi .Pernah Bekerja pada Klien Audit .Rangkap Jabatan sebagai Direktur, Komisaris, atau PejabatEksekutif Klien Audit .Pekerjaan dengan Klien Audit .Penugasan Personel Sementara .Hubungan yang Berlangsung Lama antara Personel(Termasuk Rotasi Rekan) dengan Klien Audit .Penyediaan Jasa Nonasurans kepada Klien Audit .601Jasa Pembukuan dan Akuntansi .602Jasa Administratif .603Jasa Penilaian.604Jasa Perpajakan .605Jasa Audit Internal .606Jasa Sistem Teknologi Informasi .607Jasa Penunjang Litigasi.608Jasa Hukum.609Jasa Rekrutmen .610Jasa Keuangan Korporat .Laporan Audit atas Laporan Keuangan Bertujuan Khusus yangMencakup Pembatasan Distribusi dan Penggunaannya(Perikatan Audit dan Perikatan Reviu) .Seksi 134135141143145149NIOAII RSEVBEWBAGIAN 4B111INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASURANS SELAINPERIKATAN AUDIT DAN PERIKATAN REVIU .Penerapan Kerangka Kerja Konseptual untuk Independensi dalamPerikatan Asurans selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu .Imbalan.Hadiah dan Keramahtamahan .Litigasi Aktual atau Ancaman Litigasi .Kepentingan 3195197201203212215216217

KODE ETIK AKUNTAN eksi 924Seksi 940Seksi 950Seksi 990Pinjaman dan Jaminan .Hubungan Bisnis .Hubungan Keluarga dan Pribadi .Pernah Bekerja pada Klien Asurans .Rangkap Jabatan sebagai Direktur, Komisaris, atau PejabatEksekutif Klien Asurans .Pekerjaan dengan Klien Asurans .Hubungan yang Berlangsung Lama antara Personel denganKlien Asurans .Penyediaan Jasa Nonasurans kepada Klien Asurans selainPerikatan Audit dan Perikatan Reviu .Laporan yang Mencakup Pembatasan Distribusi dan Penggunaannya(Perikatan Asurans selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu) .221223225229231233236238NIOAII RSEVBE242DAFTAR ISTILAH . 245TANGGAL EFEKTIF . 285WXVII

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEWXVIIIIKATAN AKUNTAN INDONESIA

NIOAII RSEVBEBAGIAN1KEPATUHANTERHADAP KODE ETIKW

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIANIOAII RSEVBEW2IKATAN AKUNTAN INDONESIA

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIASEKSI 100KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIKUmum100.1-A1 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggungjawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Tanggung jawab Akuntan tidakhanya terbatas pada kepentingan klien individu atau organisasi tempatnyabekerja. Oleh karena itu, Kode Etik ini berisi persyaratan dan materi aplikasiyang memungkinkan Akuntan untuk memenuhi tanggung jawab mereka untukbertindak dalam melindungi kepentingan publik.NIOAII RSEVBE100.2-A1 Persyaratan dalam Kode Etik, yang ditandai dengan huruf ‘P’, membebankankewajiban.100.2-A2 Materi aplikasi, yang ditandai dengan huruf ‘A’ memberikan konteks, penjelasan,saran untuk tindakan atau perihal yang perlu dipertimbangkan, ilustrasi, danpanduan lain yang relevan untuk pemahaman yang tepat atas Kode Etik. Secarakhusus, materi aplikasi dimaksudkan untuk membantu Akuntan dalam memahamibagaimana menerapkan kerangka kerja konseptual pada keadaan tertentu danuntuk memahami dan mematuhi persyaratan spesifik. Meskipun materi aplikasiitu sendiri bukan merupakan suatu persyaratan, namun pertimbangan atasmateri aplikasi tersebut diperlukan untuk penerapan yang tepat atas persyaratanKode Etik, termasuk penerapan kerangka kerja konseptual.WP100.3Akuntan harus mematuhi Kode Etik. Mungkin terdapat keadaan ketika peraturanperundang-undangan menghalangi Akuntan untuk mematuhi bagian tertentudari Kode Etik. Dalam keadaan demikian, peraturan perundang-undangantersebut berlaku, dan Akuntan harus mematuhi seluruh bagian lain dari KodeEtik.100.3-A1 Prinsip perilaku profesional mensyaratkan Akuntan untuk mematuhi peraturanperundang-undangan yang berlaku. Beberapa yurisdiksi mungkin memilikiketentuan yang berbeda atau melampaui ketentuan yang ditetapkan dalam KodeEtik. Akuntan harus menyadari perbedaan tersebut dan mematuhi ketentuanyang lebih ketat kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan.3

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA100.3-A2 Akuntan mungkin menghadapi keadaan yang tidak biasa yaitu ketika Akuntanmeyakini bahwa penerapan persyaratan tertentu dari Kode Etik dapatmengakibatkan hasil keluaran yang tidak sepadan atau yang tidak memenuhikepentingan publik. Dalam keadaan demikian, Akuntan disarankan untukberkonsultasi dengan asosiasi profesi atau regulator yang terkait.Pelanggaran terhadap Kode EtikP100.4Paragraf P400.80-P400.89 dan P900.50-P900.55 menjelaskan pelanggaran terhadapStandar Independensi. Akuntan yang mengidentifikasi terjadinya pelanggaranterhadap ketentuan lain dalam Kode Etik harus mengevaluasi signifikansipelanggaran dan dampaknya terhadap kemampuan Akuntan untuk mematuhiprinsip dasar etika. Akuntan juga harus:(a) Sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasikonsekuensi dari pelanggaran secara memadai.(b) Menentukan apakah akan melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihakyang relevan.NIOAII RSEVBE100.4-A1 Pihak-pihak relevan yang mungkin menerima laporan pelanggaran tersebutmencakup pihak-pihak yang mungkin terkena dampak pelanggaran tersebut,yakni asosiasi profesi, regulator, atau otoritas pengawasan.W4

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIASEKSI 110PRINSIP DASAR ETIKAUmum110.1-A1 Lima prinsip dasar etika untuk Akuntan adalah:(a) Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional danbisnis.(b) Objektivitas - tidak mengompromikan pertimbangan profesional ataubisnis karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidaksemestinya dari pihak lain.(c) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - untuk:(i) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlianprofesional pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klienatau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yangkompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkiniserta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan(ii) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesionaldan standar teknis yang berlaku.(d) Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasilhubungan profesional dan bisnis.(e) Perilaku Profesional - mematuhi peraturan perundang-undangan yangberlaku dan menghindari perilaku apa pun yang diketahui oleh Akuntanmungkin akan mendiskreditkan profesi Akuntan.NIOAII RSEVBEWP110.2Akuntan harus mematuhi setiap prinsip dasar etika.110.2-A1 Prinsip dasar etika menetapkan standar perilaku yang diharapkan dari seorangAkuntan. Kerangka kerja konseptual menetapkan pendekatan yang perluditerapkan oleh seorang Akuntan, yang membantunya dalam mematuhi prinsipdasar etika tersebut. Subseksi 111-115 menetapkan persyaratan dan materiaplikasi yang terkait dengan masing-masing prinsip dasar etika.110.2-A2 Akuntan mungkin menghadapi suatu situasi ketika mematuhi salah satu prinsipdasar etika, akan bertentangan dengan mematuhi satu atau lebih prinsip dasaretika lainnya. Dalam situasi demikian, Akuntan mungkin mempertimbangkanuntuk berkonsultasi, secara anonim jika diperlukan, dengan:Pihak lain dalam Kantor atau organisasi tempatnya bekerja.Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.Asosiasi profesi.5

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIARegulator.Penasihat hukum.Namun demikian, konsultasi semacam itu tidak membebaskan Akuntan daritanggung jawabnya untuk menggunakan pertimbangan profesional dalammenyelesaikan konflik tersebut atau (jika perlu) dan kecuali dilarang olehperaturan perundang-undangan, untuk melepaskan diri dari permasalahan yangmemunculkan konflik.110.2-A3 Akuntan didorong untuk mendokumentasikan substansi permasalahan, rinciandari setiap pembahasan, keputusan yang dibuat, dan alasan atas keputusantersebut.NIOAII RSEVBEW6

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIASUBSEKSI 111 - INTEGRITASP111.1Akuntan harus mematuhi prinsip integritas, yang mensyaratkan Akuntan untukbersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.111.1-A1 Integritas menyiratkan berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya.P111.2Akuntan tidak boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, atauinformasi lain ketika Akuntan percaya bahwa informasi tersebut:(a) Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material;(b) Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; atau(c) Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnyadiungkapkan, sehingga akan menyesatkan.NIOAII RSEVBE111.2-A1 Seorang Akuntan tidak melanggar ketentuan paragraf P111.2 sepanjang Akuntanmemberikan laporan yang telah diperbaiki terkait dengan permasalahan yangterdapat di paragraf tersebut.P111.3Ketika Akuntan menyadari telah dikaitkan dengan informasi yang dijelaskan diparagraf P111.2, maka Akuntan harus mengambil langkah-langkah untuk tidakdikaitkan dengan informasi tersebut.W7

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIASUBSEKSI 112 - OBJEKTIVITASP112.1Akuntan harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Akuntan tidakmengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias,benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.P112.2Akuntan tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu keadaan atauhubungan terlalu memengaruhi pertimbangan profesionalnya atas aktivitastersebut.NIOAII RSEVBEW8

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIASUBSEKSI 113 - KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIANPROFESIONALP113.1Akuntan harus patuh terhadap prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesionalyang mensyaratkan Akuntan untuk:(a) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian profesionalpada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasitempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang kompeten berdasarkanstandar profesional dan standar teknis terkini dan sesuai dengan perundangundangan yang berlaku; dan(b) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional danstandar teknis yang berlaku.NIOAII RSEVBE113.1-A1 Pemberian jasa kepada klien dan organisasi tempatnya bekerja dengan kompetensiprofesional mensyaratkan Akuntan untuk menggunakan pertimbangan yang baikdalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional ketika melakukanaktivitas profesional.113.1-A2 Menjaga kompetensi profesional mensyaratkan suatu kesadaran yangberkelanjutan dan pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, sertabisnis yang relevan. Pengembangan profesional berkelanjutan memungkinkanAkuntan untuk mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bekerjasecara kompeten dalam lingkungan profesional.W113.1-A3 Kesungguhan mencakup tanggung jawab untuk bertindak sesuai denganpersyaratan penugasan, secara hati-hati, cermat, dan tepat waktu.P113.2Dalam mematuhi prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, Akuntanharus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwamereka yang bekerja profesional di bawah pengawasannya telah memperolehpelatihan dan supervisi yang tepat.P113.3Jika diperlukan, Akuntan harus membuat klien, organisasi tempatnya bekerja,atau pengguna lain atas jasa atau aktivitas profesional Akuntan, untuk menyadariketerbatasan yang melekat pada jasa atau aktivitas tersebut.9

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIASUBSEKSI 114 - KERAHASIAANP114.1Akuntan harus mematuhi prinsip kerahasiaan, yang mensyaratkan Akuntanuntuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubunganprofesional dan bisnis. Akuntan harus:(a) Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja,termasuk dalam lingkungan sosial, dan khususnya kepada rekan bisnisdekat, anggota keluarga inti, atau keluarga dekat;(b) Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau organisasi tempatnyabekerja;(c) Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atauorganisasi tempatnya bekerja;(d) Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubunganprofesional dan bisnis di luar Kantor atau organisasi tempatnya bekerjatanpa kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat hakatau kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya;(e) Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubunganprofesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihakketiga;(f ) Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apa pun, baikyang diperoleh atau diterima sebagai hasil dari hubungan profesional ataubisnis maupun setelah hubungan tersebut berakhir; dan(g) Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwapersonel yang berada di bawah pengawasannya, serta individu yangmemberi advis dan bantuan profesional, untuk menghormati kewajibanAkuntan guna menjaga kerahasiaan informasi.NIOAII RSEVBEW114.1-A1 Prinsip kerahasiaan merupakan bentuk perlindungan kepentingan publik karenamemfasilitasi aliran informasi yang bebas dari klien atau organisasi tempatnyabekerja kepada Akuntan dengan pemahaman bahwa informasi tersebut tidakakan diungkapkan kepada pihak ketiga. Namun demikian, berikut ini adalahkeadaan ketika Akuntan harus mengungkapkan atau mungkin disyaratkan untukmengungkapkan informasi rahasia atau ketika pengungkapan tersebut mungkinlayak diungkap:(a) Pengungkapan disyaratkan oleh hukum, misalnya:(i) Pembuatan dokumen atau ketentuan lainnya atas bukti dalam proseshukum; atau(ii) Pen

masing-masing asosiasi. Organisasi profesi akuntansi akan tegak dan besar jika individu-individu yang ada di dalamnya memiliki etika yang baik yang tercermin dari ketaatannya terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia. Terima kasih kami ucapkan kepada badan penyusun kode etik yaitu Komite Etika IAI, Komite Etika Profesi IAPI, dan Komite Etika IAMI.