
Transcription
BAB IIPENDIDIKAN KELUARGAA. Pengertian Pendidikan KeluargaKata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar “didik”.Dengan memberi awalan ”pe” dan akhiran “kan”, maka mengandung arti“perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya) 1. Istilah pendidikan ini semula berasaldari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yangdiberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasaInggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. 2Makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus danpengertian secara luas. Dalam arti khusus, pendidikan adalah bimbingan yangdiberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapaikedewasaannya. Selanjutnya para pakar ilmu pengetahuan mengemukakanbeberapa definisi pendidikan sebagai berikut:1. Menurut Hoogeveld yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan NurUbhiyati, mendidik adalah membantu anak supaya anak itu kelakcakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.2. Menurut S. Brojonegoro yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan NurUbhiyati, mendidik berarti memberi tuntutan kepada manusia yang1W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1985),2Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), cet. Ke-2, h.1h.70219
20belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampaitercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani. 3Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orangdewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapaikedewasaanya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala cirinya, hususinimenggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga.Hal tersebut lebih jelas dikemukakan oleh Drijarkara, bahwa:1. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayahibu-anak, di mana terjadi permanusiaan anak. Dia berproses untukmemanusiakan sendiri sebagai manusia purnawan.2. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal, ayahibu-anak, di mana terjadi pembudayaan anak. Dia berproses untukakhirnya bisa membudaya sendiri sebagai manusia purnawan.3. Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal, ayahibu-anak, di mana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana diaberproses untuk akhirnya bisa melaksanakan sendiri sebagaimanusia purnawan.Menurut Drijarkara, pendidikan secara prinsip adalah berlangsungdalam lingkungan keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua,yaitu ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam pendidikan. Ayah dan3Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.70
21ibu bertanggung jawab untuk membantu memanusiakan, membudayakan, danmenanamkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya. Bimbingan dan bantuan ayahdan ibu tersebut akan berakhir apabila sang anak menjadi dewasa, menjadimanusia sempurna atau manusia purnawan.4Sedangkan pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusiauntuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjanghayat. Henderson mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu prosespertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu denganlingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejakmanusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan masyarakat,merupakan alat bagi manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik daninteligen, untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.Adapun istilah pendidikan dalam konteks Islam telah banyak dikenaldengan menggunakan term yang beragam, seperti at-Tarbiyah, at-Ta’lim danat-Ta’dib. Setiap term tersebut mempunyai makna dan pemahaman yangberbeda, walaupun dalam hal-hal tertentu, kata-kata tersebut htersebut,apalagipengakajiannya dirujuk berdasarkan sumber pokok ajaran Islam (al-Qur‟andan al-Sunnah). Selain akan memberikan pemahaman yang luas tentangpengertian pendidikan Islam secara substansial, pengkajian melalui al-Qur‟an4Drijarkara, Pendidikan Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1964), h.64-65Muhaimin Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka DasarOperasionalnya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h.1275
22dan al-Sunnah pun akan memberi makna filosofis tentang bagaimanasebenarnya hakikat dari pendidikan Islam tersebut.Dalam al-Qur‟an Allah memberikan sedikit gambaran bahwa atTarbiyah mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan,mengembangkan, memelihara, membuat, membesarkan dan menjinakkan.Hanya saja dalam konteks al-Isra’ makna at-Tarbiyah sedikit lebih luasmencakup aspek jasmani dan rohani, sedangkan dalam surat asy-Syura hanyamenyangkut aspek jasmani saja.Dari pengertian-pengertian pendidikan di atas ada beberapa prinsipdasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan:Pertama, bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usahapendidikan sudah dimulai sejak manusia lahir dari kandungan ibunya, sampaitutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapatmengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari konsep pendidikansepanjang hayat adalah, bahwa pendidikan tidak identik dengan persekolahan.Pendidikan akan berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah danmasyarakat.Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawabbersama semua manusia: tanggung jawab orang tua, tanggung jawabmasyarakat, dan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah tidak memonopolisegalanya.Bersama keluargadan masyarakat,pemerintah berusahasemaksimal mungkin agar pendidikan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
23Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karenadengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yangberkembang, yang disebut manusia seluruhnya.6Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala usaha mimpinperkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. 7Sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa“Keluarga”: ibu bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangatmendasar di masyarakat.8 Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil didalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkankehidupan yang tentram, aman, damai, dan sejahtera dalam suasana cinta dankasih sayang diantara anggotanya.Keluarga menurut Muhaimin adalah suatu kesatuan sosial terkecilyang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memilki tempattinggal dan ditandai oleh kerjasama ekonomi, berkembang mendidik,melindungi, merawat dan sebagainya. 9Sedangkan pengertian keluarga menurut Hasan Langulung adalah unitpertama dan istitusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan6Uyoh Sadulloh, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2003), h.56M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1991), h.118Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.4719Muhaimin Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filososfis dan Kerangka DasarOperasionalisasinya, h.2897
24yang terdapat di dalamnya, sebagaian besar bersifat hubungan-hubunganlangsung.10Dalam al-Qur‟an juga dijumpai beberapa kata yang mengarah pada“keluarga”. Ahlul bait disebut keluarga rumah tangga Rasulullah SAW (alAhzab: 33) Wilayah kecil adalah ahlul bait dan wilayah meluas bisa dilihatdalam alur pembagian harta waris. Keluarga perlu di jaga (At-tahrim: 6),Keluarga adalah potensi menciptakan cinta dan kasih sayang. Menurut AbuZahra bahwa institusi keluarga mencakup suami, isteri, anak-anak danketurunan mereka, kakek, nenek, saudara-saudara kandung dan anak-anakmereka, dan mencakup pula saudara kakek, nenek, paman dan bibi serta anakmereka (sepupu).Adapun pengertian keluarga dalam Islam adalah kesatuan masyarakatterkecil yang dibatasi oleh nasab (keturunan) yang hidup dalam suatu wilayahyang membentuk suatu struktur masyarakat sesuai syari‟at Islam, atau denganpengertian lain yaitu suatu tatanan dan struktur keluarga yang hidup dalamsebuah sistem berdasarkan agama Islam. 11 Pengertian ini dapat dibuktikandengan melihat kehidupan sehari-hari umat Islam. Misalnya dalam hubunganwaris terlihat bahwa hubungan keluarga dalam pengertian keturunan tidakterbatas hanya pada ayah ibu dan anak-anak saja, tetapi lebih jauh dari itu,10Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995), cet. Ke- 3,h.34611Abdul Aziz, Pendidikan Agama dalam Keluarga: Tantangan Era Globalisasi, Himmah,Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyrakatan (Vol. 6, No. 15, Januari-April 2005), h.73
25dimana kakek, nenek, saudara ayah, saudara ibu, saudara kandung, saudarasepupu, anak dari anak, semuanya termasuk kedalam saudara atau keluargayang mempunyai hak untuk mendapatkan waris.Dari beberapa istilah diatas dapat diambil kesimpulan bahwapengertian keluarga adalah sebuah institusi pendidikan yang utama danbersifat kodrati. Sebagai komunitas masyarakat terkecil, keluarga memilikiarti penting dan strategis dalam pembangunan komunitas masyarakat yanglebih luas. Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangundi atas dasar sistem interaksi yang kondusif sehingga pendidikan dapatberlangsung dengan entukankeluarga dalam Islam setidaknya ada lima, yaitu:a. Mendirikan syari‟at Allah dalam segala permasalahan rumahtangga.b. Mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis.c. Mewujudkan sunnah Rasulullah SAW.d. Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak-anak.e. Menjaga fitrah anak agar tidak melakukan penyimpanganpenyimpangan, karena fitrah anak yang dibawanya sejak lahirperkembangannya ditentukan oleh orang tuannya. 131213Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga, h.3Abdul Aziz, Pendidikan Agama dalam Keluarga: Tantangan Era Globalisasi, h.74
26Keluarga bahagia dan sejahtera yang dijiwai oleh pancaran sinartauhid tidaklah begitu saja tercipta dengan sendirinya, tetapi harus melaluiproses sosialisasi, sehingga nilai-nilai universal dari tauhid itu menjadi milikkeluarga sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuatsetiap manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang lain.Seorang anak menunjukkan sosialisasi yang baik apabila ia bukan hanyamenampilkan kebutuhannya saja tetapi juga memperhatikan kepentingan dantuntunan orang lain, sebaliknya seorang anak menunjukkan sosialisasi yangburuk apabila ia tidak mampu menunda atau mengendalikan keinginannyasesuai dengan norma-norma yang berlaku dilingkungannya.Dari definisi keluarga di atas, maka dapat disimpulkan bahwapendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam keluargayang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalammendidik anak dalam keluarga,14 atau proses transformasi perilaku dan sikapdi dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab keluargamerupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkannorma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang pentingbagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.14Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga, h.2
27B. Tujuan dan Bentuk-Bentuk Pendidikan Keluarga1. Tujuan pendidikan keluargaIstilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud” dalam bahasa Arabdinyatakan dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid. Sedangkan dalambahasa Inggris, istilah “tujuan” dinyatakan dengan “goal atau purpose”atau objective atau aim. Secara umum istilah-istilah itu mengandungpengertian yang sama yaitu perbuatan yang di arahkan kepada suatutujuan tertentu, atau arah, maksud yang hendak dicapai melalui upaya atauaktifitas. 15Dalam adagium ushuliyah dikatakan bahwa al-umur bimaqoshidiha,hal itu berarti setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuanatau rencana yang telah ditetapkan. Dapat diketahui bahwa tujuan dapatberfungsi sebagai standar untuk mengakhiri usaha serta mengarahkanusaha yang dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuantujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha agarkegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan dapat memberipenilaian pada usaha-usahanya. 16Tujuan adalah sesuatu yang akan dituju atau akan dicapai dengansuatu kegiatan atau usaha. Dalam kaitannya dengan pendidikan makamenjadi suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha dalam15Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h.155-156Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet.Ke-3, h.32916
28kaitannya dengan pendidikan. Menurut Marimba, tujuan pendidikanadalah terbentuknya kepribadian muslim, sebelum kepribadian muslimterbentuk, pendidikan agama Islam akan mencapai dahulu beberapa tujuansementara, antara lain kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca,menulis,pengetahuan dan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan,keagamaan, kedewasaan jasmaniah dan rohani. 17Tujuan pendidikan adalah batas akhir yang dicita-citakan seseorangdan dijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha. 18 Pendapatlain mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah perubahan yangdiharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan baikpada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupanmasyarakat dan alam sekitarnya di mana individu itu hidup.Tujuan pendidikan juga merupakan gambaran dari falsafah ataupandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun kelompok.Membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dannorma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, baik dalam mitos,kepercayaan dan religi, filsafat, ideologi dan sebagainya. 1917Ahamd D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Maarif, 1989),18Heri Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h.51Uyoh Sadulloh, Ilmu Pendidikan Islam, h.58h.4619
29Menurut Syaibany ada tiga macam tahap tujuan pendidikan, yaitu:1. Tujuan tertinggi atau terakhir yaitu tujuan yang tidak diatasi olehtujuan lain, sekalipun bertingkat-tingkat, di bawahnya tujuan lainyang kurang dekat dan kurang umum daripadanya.2. Tujuan „am atau tujuan umum yaitu perubahan-perubahan yangdikehendaki yang diusahakan untuk mencapainya.3. Tujuan khas atau khusus yaitu perubahan-perubahan yangdiinginkan yang bersifat cabang atau bagian-bagian yang termasukdi bawah tiap-tiap tujuan pendidikan „am dan utama. 20Tujuan pertama diatas terlalu umum, tujuan ini merupakan cita-citadan tujuan akhir, barangkali tidak akan kunjung tercapai. Akan tetapitujuan tersebut harus dijadikan pedoman bagi seluruh tingkat pendidikan.Tujuan ketiga terlalu terinci, yang hanya dibicarakan dalam setiaplembaga pendidikan. Dalam pembahasan mengenai tujuan ini lebihdifokuskan pada tujuan umum.Tujuan umum pendidikan itu biasanya dikaitkan dengan pandanganhidup yang diyakini kebenarannya oleh penyusun tujuan tersebut. Didalam merumuskan tujuan itu pandangan hidup itulah sebagai dasarnya.Pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untukmemelihara kelanjutan hidupnya (survival) baik sebagai individu maupun20Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Selangor: Pustaka Muda, 1983), h.240
30sebagai masyarakat,21 oleh karenanya tujuan pendidikan haruslahberpangkal kepada falsafah dan pandangan hidup yang berdasarkanagama. 22Usaha pendidikan selalu bertujuan dalam lingkup kehidupan yangbernilai dan bermakna dalam kerangka sesuatu yang “ideal” atau“maksimal” sesuai dengan kemampuan anggota keluarga termasuk anakdalam keluarga itu. Dalam tujuan pendidikan biasanya terkandung tigaaspek kehidupan manusia dalam kaitannya dengan kehidupan di dalamlingkungan masyarakatnya, yaitu aspek kehidupan pribadi, sosial danmoral.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yang menjadi tujuanpendidikan dalam keluarga, ialah “Anak dan anggota keluarga ammasyarakatnya dan dapat menjadi insan produktif bagi dirinya sendiri danlingkungannya itu. Kemudian setiap anggota keluarga berkembangmenjadi orang dewasa yang mengerti tindak budaya bangsanya dan21Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: PT. AlMa‟arif, 1980) h.14722Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h.24
31menjadi seorang yang bertaqwa sesuai dengan ajaran agama yangdianutnya. 23Jadi, yang dimaksud dengan tujuan pendidikan keluarga adalahmemelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembangdengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang utamadikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama. Prosespendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan.Latar belakang sosial ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisanhubungan antar anggota keluarga, intensitas hubungan anak dengan orangtua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Keberhasilananak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh besarnyadukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak. 242. Bentuk-bentuk pendidikan keluargaKeluarga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:a. Keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak, atau hanyaibu atau bapak atau nenek dan kakek.b. Keluarga inti terbatas, yang terdiri dari ayah dan anak-anaknya, atauibu dan 1692.html. Diakses pada 3 Januari 201224Lihat di endidikan-keluarga.html.Diakses pada 25 Desember 2010
32c. Keluarga luas (extended family), yang cukup banyak ragamnya sepertirumah tangga nenek yang hidup dengan cucu yang masih sekolah, ataunenek dengan cucu yang telah kawin, sehingga isteri dan anakanaknya hidup menumpang juga. 25Ada tiga jenis hubungan keluarga yaitu:a. Keluarga dekat (the close family), kerabat dekat yang terdiri atasindividu yang terkait dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi,dan atau perkawinan, seperti suami isteri, orang tua, anak dan antarsaudara (siblings).b. Kerabat jauh (discretionari kin), kerabat jauh terdiri dari individu yangterikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atauperkawinan, tetapi ikatan keluarganya lebih dari pada kerabat dekat.Anggota kerabat jauh kadang-kadang tidak menyadari akan adanyahubungan keluarga tersebut. Hubungan yang terjadi di antara merekabiasanya karena kepentingan pribadi dan bukan karena adanyakewajiban sebagai anggota keluarga. Biasanya mereka terdiri ataspaman, bibi, keponakan, dan sepupu.c. Orang yang dianggap kerabat, seorang dianggap kerabat karenaadanya hubungan yang khusus, misalnya hubungan antar teman akrab.25Atashendartini Habsjah, Jender dan Pola Kekerabatan dalam TO Ihromi (ed), BungaRampai Sosiologi Keluarga (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h.218
33Bentuk keluarga yang berkembang di masyarakat ditentukan olehstruktur keluarga dan domisili keluarga dalam seting masyarakatnya.Dalam hal ini keluarga dapat dikategorikan pada keluarga yang beradapada masyarakat pedesaan dengan bercirikan paguyuban, dan keluargamasyarakat perkotaan yang bercirikan patembayan. Keluarga pedesaanmemiliki karakter keakraban antar anggota keluarga yang lebih luasdengan intensitas relasi yang lebih dekat, sedangkan keluarga perkotaanbiasanya memiliki relasi lebih longgar dengan tingkat intensitaspertemuan lebih terbatas.26Dalam perkembangannya, kategori pedesaan dan perkotaan menjadibergeser karena dipengaruhi oleh peran-peran anggota keluarga yang turutbergeser pula. Dahulu konsep pencari nafkah dibebankan pada suamidengan status kepala keluarga namun pergeseran kehidupan keluarga padamasyarakat tradisional menjadi masyarakat urban modern dapatmengubah gaya hidup, peran-peran sosial, jenis pekerjaan dan volumeserta wilayah kerja yang tidak dapat dipisahkan secara dikotomis.Bentuk-bentuk keluarga mengikuti perubahan konstruksi sosial dimasyarakat. Pada masyarakat urban perkotaan seperti di Jakarta, terdapattipologi keluarga yang tidak dapat dikategorikan ke dalam keluarga darimasyarakat nasib, mereka membentuk keluarga besar yang memiliki26Mufidah ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN Malang Press,2008), cet. Ke-1, h.41
34intensitas hubungan yang mirip dengan masyarakat paguyuban dipedesaan. 27C. Fungsi Pendidikan KeluargaFungsi merupakan gambaran sebagai apa yang dilakukan dalamkeluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluargauntuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasidiantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberianmakanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal. Tujuanreproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukandukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebuttidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional sepertimarah, depresi dan perilaku yang menyimpang. Tujuan yang ada dalamkeluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dansecara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikankonflik dan pemecahan masalah.Berdasarkan pendekatan sosio-kultural, fungsi keluarga setidaknyatidaknya mencakup beberapa hal sebagai berikut:2827Ibid., h.42Djuju Sujana, Peran Keluarga di Lingkungan Masyarakat, dalam Keluarga Muslim DalamMasyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosyda Karya, 1990), h.20-2228
351. Fungsi BiologisBagi pasangan suami-isteri (keluarga), keluarga menjadi tempat untukdapat memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti sandang, pangan dan papan,sampai batas minimal dia dapat mempertahankan hidupnya. Fungsibiologis inilah yang membedakan perkawinan manusia dengan binatang,sebab fungsi ini diatur dalam suatu norma perkawinan yang diakuibersama. 29 Fungsi biologis keluarga ini, untuk melanjutkan keturunan(reproduksi), dalam ajaran Islam juga disertai upaya sadar agarketurunannya menjadi generasi yang unggul dan berguna, yaitu generasi“dzurriyatun thoyyibah”.302. Fungsi EdukatifFungsi edukatif (pendidikan), keluarga merupakan tempat pendidikanbagi semua anggotanya dimana orang tua memiliki peran yang cukuppenting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan ruhanidalam dimensi kognitif, afektif maupun skill, dengan tujuan untukmengembangkan aspekmental spiritual,moral,intelektual,danprofesional. Pendidikan keluarga Islam didasarkan pada QS. at-Tahrim: 6 2930Mufidah ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, h.43Muhammad Tholhah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Keluarga, h.8
36“Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahanbakarnya adalah manusia dan batu .”(QS. At-Tahrim: 6)31Fungsi edukatif ini merupakan bentuk penjagaan hak dasar manusiadalam memelihara dan mengembangkan potensi akalnya. Pendidikankeluarga sekarang ini pada umumnya telah mengikuti pola keluargademokratis di mana tidak dapat dipilah-pilah siapa belajar kepada siapa.Peningkatan pendidikan generasi penerus berdampak pada pergeseranrelasi antar peran-peran anggota keluarga. Karena itu bisa terjadi suamibelajar kepada isteri, bapak atau ibu belajar kepada anaknya. Namunteladan baik dan tugas-tugas pendidikan dalam keluarga tetap menjaditanggungjawab kedua orang tua. Dalam Hadits Nabi ditegaskan:ٍَِ َ صلَّى اهللَ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق ِّ َِ َِب ُىَريْ َرَة َع ِن الن ُ ال ُك ُّل َم ْولُ ْود يُ ْولَ ُد َعلَى اْلفطَْرةِ فَأَبَ َواه َ ِب ْ ِ َع ْن أ ) (رواه أمحد طربان و بي قي . يُ َ ِّوَدااِِو أْ ْو يُنَ ِّ َرااِِو أ َْوَُ ِّ َ ااِِو “Setiap anak lahir dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yangmenjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Ahmad Thabrani,dan Baihaqi).323. Fungsi ReligiusFungsi religius, berkaitan dengan kewajiban orang tua untukmengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak sertaanggota keluarga lainnya mengenai nilai-nilai dan kaidah-kaidah agamadan perilaku keagamaan. Dalam QS. Luqman: 13 mengisahkan peran31Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PTSyamil Cipta Media, 2005), h.56032Muhammad bin Hiban Abu Hatim al Tamimiy, Shahih Ibnu Hibban, Juz 1 (Beirut:Muasasah Risalah, 1993), h.336
37orang tua dalam keluarga menanamkan aqidah kepada anaknyasebagaimana yang dilakukan Luqman al Hakim terhadap anaknya. Artinya:“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktuia memberi pelajaran; hai ananda, janganlah kamumempersekutukan Allah sesungguhnya mempersekutukan Allahadalah benar-benar kedhaliman yang besar”.(QS. Luqman:13)33Fungsi ini mengharuskan orangtua menjadi seorang tokoh inti danpanutan dalam keluarga, baik dalam ucapan, sikap dan perilaku seharihari, untuk menciptakan iklim dan lingkungan keagamaan dalamkehidupan keluarganya. Dengan demikian keluarga merupakan awal mulaseseorang mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Penanaman aqidahyang benar, pembiasaan ibadah dengan disiplin, dan pembentukankepribadian sebagai seorang yang beriman sangat penting dalammewarnai terwujudnya masyarakat religius.4. Fungsi ProtektifFungsi protektif (perlindungan) dalam keluarga, dimana keluargamenjadi tempat yang aman dari gangguan internal maupun eksternalkeluarga dan untuk menangkal segala pengaruh negatif yang masuk baikpada masa sekarang ini dan masa yang akan datang. Gangguan internal33Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 412
38dapat terjadi dalam kaitannya dengan keragaman kepribadian anggotakeluarga, perbedaan pendapat dan kepentingan, dapat menjadi pemiculahirnya konflik bahkan juga kekerasan.5. Fungsi SosialisasiFungsi sosialisasi adalah berkaitan dengan mempersiapkan anak untukmenjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, mampu memegangnorma-norma kehidupan secara universal baik inter relasi dalam keluargaitu sendiri maupun dalam mensikapi masyarakat yang pluralistik lintassuku, bangsa, ras, golongan, agama, budaya, bahasa maupun aberperansebagaipenghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan normanorma sosial, sehingga kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti olehanak, dan pada gilirannya anak dapat berfikir dan berbuat positif di dalamdan terhadap lingkungannya. Lingkungan yang mendukung sosialisasiantara lain ialah tersedianya lembaga-lembaga dan sarana pendidikan sertakeagamaan.6. Fungsi RekreatifFungsi ini tidak harus dalam bentuk kemewahan, serba ada, dan pestapora, melainkan merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukan danmelepas lelah dari seluruh aktifitas masing-masing anggota keluarga.Suasana rekreatif akan dialami oleh anak dan anggota keluarga lainnya,
angmenyenangkan, saling menghargai, menghormati, dan menghibur masingmasing anggota keluarga sehingga tercipta hubungan harmonis, damai,kasih sayang dan setiap anggota keluarga merasa “rumahku adalahsurgaku”.7. Fungsi EkonomisFungsi ekonomis menunjukkan bahwa keluarga merupakan kesatuanekonomis. Dimana keluarga memiliki aktivitas dalam fungsi ini yangberkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha, perencanaananggaran belanja, baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga,pengelolaan dan bagaimana memanfaatkan sumber-sumber penghasilandengan baik, mendistribusikan secara adil dan proporsional, serta dapatmempertanggungjawabkan kekayaan dan harta bendanya secara sosialmaupun moral.Pelaksanaan fungsi ini oleh dan untuk keluarga dapat meningkatkanpengertian dan tanggungjawab bersama para anggota keluarga dalamkegiatan ekonomi. Pada gilirannya, kegiatan dan status ekonomi keluargaakan mempengaruhi, baik harapan orang tua terhadap masa depananaknya, maupun harapan anak itu sendiri. 34Ditinjau dari ketujuh fungsi keluarga tersebut, maka jelaslah bahwakeluarga memiliki fungsi yang vital dalam pembentukan individu. Oleh34Muhammad Tholhah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Keluarga, h.8-10
40karena itu keseluruhan fungsi tersebut harus terus menerus dipelihara. Jikasalah satu dari fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadiketidakharmonisan dalam sistem keteraturan dalam keluarga. 35D. Metode Pendidikan KeluargaMetode atau metoda berasal dari bahasa Yunani yaitu metha danhodos. Metha berarti melalui atau melewati, dan hodos berarti jalan atau cara.Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuantertentu. Dalam bahasa Arab disebut thariqat. Mengajar berarti menyajikanatau menyampaikan. Jadi, metode mengajar berarti suatu cara yang harusdilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.Langgulung berpendapat bahwa penggunaan metode didasarkan atastiga aspek pokok yaitu:1. Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utamapendidikan Islam, yaitu pembinaan manusia mukmin yangmengaku sebagai hamba Allah.2. Berkenaan dengan metode-metode yang betul-betul berlaku yangdisebutkan dalam Al-Qur‟an atau disimpulkan daripadanya.3. Membicarakan tentang pergerakan (motivation) dan disiplin dalamistilah Al-Qur‟an disebut ganjaran (sawab) dan hukuman (iqab).3635Mufidah ch, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, h.47Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Pustaka Al-Husna, 1986), h.4036
41Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, antara lain juga tergantungpada metode yang dipergunakannya. Karena metode pendidikan ataupengajaran merupakan salah satu komponen yang ikut menentukankeberhasilan pendidikan disamping komponen-komponen yang lain, sepertitujuan materi dan lain-lain sebagainya.Demikian pula halnya pendidikan keluarga, juga memerlukan adanyametode sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Rasulullah telahmemberikan contoh bagaimana metode mendidik agama yang tepat yangdapat dipergunakan dalam lembaga pendidikan formal di sekolah, informaldalam keluarga atau non formal di masyarakat. Adapun metode-metode yangdipergunakan oleh Rasulullah dahulu antara lain:1. Metode Uswatun HasanahMetode uswatun hasanah atau pemberian cont
Keluarga adalah potensi menciptakan cinta dan kasih sayang. Menurut Abu Zahra bahwa institusi keluarga mencakup suami, isteri, anak-anak dan keturunan mereka, kakek, nenek, saudara-saudara kandung dan anak-anak mereka, dan mencakup pula saudara kak