Transcription

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA PADA BANGUNANTUJUH LANTAI SEBAGAI HOTELDESIGN OF THE SEVEN FLOORS STEEL STRUCTUREBUILDING AS A HOTELSKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana TeknikPada Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Sebelas MaretSurakartaDisusun oleh :MUHAMMAD KHAFISNIM. I 1105519JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2009

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA PADA BANGUNANTUJUH LANTAI SEBAGAI HOTELDESIGN OF THE SEVEN FLOORS STEEL STRUCTUREBUILDING AS A HOTELDisusun oleh :MUHAMMAD KHAFISNIM. I 1105519TUGAS AKHIRTelah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim PengujiFakultas Teknik Universitas Sebelas MaretPembimbing IPembimbing IIIR. SLAMET PRAYITNO, MTNIP. 19531227 198601 1 001PURNAWAN GUNAWAN, ST., MTNIP. 19731209 199802 1 001

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA PADA BANGUNANTUJUH LANTAI SEBAGAI HOTELDESIGN OF THE SEVEN FLOORS STEEL STRUCTUREBUILDING AS A HOTELTUGAS AKHIRDisusun oleh :MUHAMMAD KHAFISNIM. I 1105519Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Sebelas Maret Surakarta.HariTanggal::1. Ir. Slamet Prayitno, MTNIP. 19531227 198601 1 001(.)2. Purnawan Gunawan, ST., MTNIP. 19731209 199802 1 001(.)3. Edi Purwanto, ST., MTNIP. 19680912 199702 1 001(.)4. Wibowo, ST., DEANIP. 19681007 199502 1 001(.)Mengetahuia.n Dekan Fakultas TeknikPembantu Dekan IKetua Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik UNSIr. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Bambang Santosa, MTNIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19590823 198601 1 001Ketua Program Non RegulerTeknik Sipil Fakultas TeknikIr. Agus Sumarsono, MTNIP. 19570814 198601 1 001

MOTTO Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun jugalebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun. (George BernardShaw) Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, danbekerjalah untuk akheratmu seakan-akan kamu akan mati besok. Kebahagiaan datang jika kita berhenti mengeluh tentang kesulitan-kesulitanyang kita hadapi, dan mengucapkan terima kasih atas kesulitan-kesulitan yangtidak menimpa kita. (Anonim)

PERSEMBAHANKarya ini Aku Persembahkan Untuk : Bapak dan Ibuku, yang tak pernah berhenti mendo’akan aku. Istriku tercinta, yang selalu setia menemani dan mendukung aku.

KATA PENGANTARAsalamu’alaikum Wr. Wb.Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkanrahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan tugas Proyek Akhir dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR BAJA PADABANGUNAN TUJUH LANTAI SEBAGAI HOTEL.Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menjumpai kesulitan yang dikarenakanketerbatasan pengetahuan penulis terutama dibidang kontruksi. Namun berkat adanya bimbingandari Dosen Pembimbing, penulis dapat menyelesaikan laporan ini dan berhasil mengatasikesulitan tersebut. Dalam kesempatan yang bahagia ini penulis mengucapkan terima kasihkepada:1. Segenap Pimpinan Fakultas Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf.2. Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas MaretSurakarta beserta staf.3. Wibowo, ST, DEA. Selaku dosen Pembimbing Akademik.4. Bapak Ir. Slamet Prayitno, MT dan Purnawan Gunawan, ST.,MT Selaku Dosen pembimbingTugas Akhir, meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, saran serta dorongan dalammengerjakan laporan Tugas Akhir ini.5. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil Non Reguler angkatan 2005 yang telah memberikanbantuan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.Suatu karya yang jauh dari sempurna, sangat perlu dilanjutkan agar karya tersebutmendekati sempurna. Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu dibidang teknik, sehingga kritikdan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa-masa yang akan datang.Wasalamu’alaikum Wr. Wb.Surakarta,Agustus 2009Penulis

ABSTRAKMuhammad Khafis, 2009, Perencanaan Struktur Baja Pada Bangunan Tujuh Lantai SebagaiHotel, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Indonesia terletak pada daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko bencana perlu konstruksibangunan tahan gempa. Perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan suatu struktur bangunantingkat tinggi sebagai gedung hotel dengan 7 (Tujuh) lantai, yang stabil, cukup kuat, mampulayan, awet dan memenuhi tujuan lainnya seperti ekonomis dan kemudahan pelaksanaan.Perencanaan ini dianalisis dengan metode analisa statik ekuivalen. Hasil dari analisis berupaAksial, Momen, Geser. Analisis beban dorong statik pada struktur gedung, dengan menggunakancara analisis statik 2 dimensi linier dan non linier, dimana pengaruh Gempa Rencana terhadapstruktur gedung dianggap sebagai beban-beban statik yang menangkap pada pusat massamasing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur angsur sampai melampauipembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi plastis) pertama didalam strukturgedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut mengalami perubahan bentuk elastikplastis yang besar sampai mencapai kondisi di ambang keruntuhan. Kemudian menentukanpemilihan dimensi balok portal utama pada portal dan balok anak terhadap momen pada balokportal akibat gaya-gaya yang bekerja pada struktur Gedung Hotel tersebutBerdasarkan hasil Perencanaan tersebut dapat disimpulkan : ( 1 ) Balok Anak menggunakanProfil W 6 x 12 dan Profil W 12 x 53 . Profil Aman terhadap Momen, Geser, dan Defleksi ( 2 )Elemen portal balok W 14 x 176, kolom W 14 x 500, W 14 x 370, W 14 x 257 aman terhadap geser.Kata kunci : gempa, struktur baja, analisa statik ekuivalen

DAFTAR ISIHalaman judul .iHalaman pengesahan .iiLembar komunikasi . iiiMotto . ivPersembahan.vKata pengantar. viAbstrak . viiDaftar isi . viiiDaftar tabel . xiDaftar gambar . xiiDaftar notasi . xivDaftar Lampiran . xviBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Masalah .11.2. Rumusan Masalah .21.3. Batasan Masalah .21.4. Tujuan penelitian .21.5. Manfaat Penelitian.31.5.1. Manfaat Teoritis .31.5.2. Manfaat Praktis .3BAB II LANDASAN TEORI2.1. Tinjauan Pustaka .42.2. Konsep Dasar Perancangan .52.2.1. Analisis Gaya .52.2.2. Perencanaan Beban dan Kuat terfaktor .62.2.3. Perencanaan Kapasitas .8

2.2.3. Wilayah Gempa .8BAB III METODOLOGI PERENCANAAN3.1. Data Dasar Perancangan. 153.1.1. Denah Gedung . 153.1.2 Model Struktur . 163.1.3. Spesifikasi dan Data Struktur . 173.2. Metodologi Perencanaan . 173.2.1. Metode Perencanaan . 173.2.2. Tahapan Perencanaan . 17BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN4.1.Perencanaan Pelat Atap . 204.1.1. Perhitungan Pembebanan Pelat Atap . 214.1.2. Perhitungan Momen . 214.1.3. Perhitungan Tulangan . 254.2.Perencanaan Pelat Lantai . 344.2.1. Perhitungan Pembebanan Plat Lantai . 344.2.2. Perhitungan Moment . 344.2.3. Perhitungan Tulangan . 374.3.Perencanaan Balok Anak . 474.3.1. Perhitungan Lebar Equivalen . 484.3.2. Perhitungan Balok Anak . 494.4.Perencanaan Tangga . 584.4.1. Data Perencanaan . 594.4.2. Perhitungan Pembebanan . 604.4.3. Perencanaan Dimensi Tangga . 614.5.Perencanaan Portal . 694.5.1. Data Perencanaan . 504.5.2. Perhitungan Lebar Equivalent . 704.5.3. Perhitungan Pembebanan Portal. 714.5.4. Analisa Portal Akibat Beban Gempa . 83

1. Perhitungan Portal . 842. Perencanaan Sambungan . 123BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan. 1435.2 Saran . 144Penutup. xviiDaftar Pustaka . xviiiLampiran

DAFTAR TABELTabel 2.1. Percepatan Puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanahTabel 4.1. Perhitungan lebar equivalentTabel 4.2. Hasil Perhitungan Momen Max. Pada TanggaTabel 4.3. Distribusi Beban GempaTabel 4.4. Hasil Perhitungan Momen Max. Pada PortalTabel 4.5. Perhitungan Plat Sambung Balok AnakTabel 4.6. Perhitungan Plat Sambungan Kolom dan Balok

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Wilayah Gempa IndonesiaGambar 3.1 Denah gedungGambar 3.2 Portal arah YGambar 3.3 Portal arah XGambar 3.4 Tahapan PerencanaanGambar 4.1 Denah pelat atapGambar 4.2 Denah balok anakGambar 4.3 Pembebanan Balok anak As DGambar 4.4 Perhitungan momen balok anak as DGambar 4.5 Pembebanan balok anak As 9Gambar 4.6 Perhitungan momen balok anak As 9Gambar 4.7 Denah tanggaGambar 4.8 Tampak samping tanggaGambar 4.9 Area Pembebanan TanggaGambar 4.10 Momen pada Tangga dengan Program SAP. 2000Gambar 4.11 Denah area pembebanan portalGambar 4.12 Perhitungan lebar equivalentGambar 4.13 pembebanan portalGambar 4.14 Beban Titik (P)Gambar 4.15 Beban AnginGambar 4.16 Perencanaan Beban GempaGambar 4.17 Gaya Aksial pada PortalGambar 4.18 Gaya Geser Pada PortalGambar 4.19 Momen Pada Portal

Gambar 4.20 Sambungan Balok Anak dengan Balok IndukGambar 4.21 Plat Baut PenyambungGambar 4.22 Sambungan Balok Anak dengan Balok IndukGambar 4.23 Sambungan Kolom dengan BalokGambar 4.24 Plat Sambungan Kolom dan BalokGambar 4.25 Perhitungan Moment Sambungan Kolom dan BalokGambar 4.26 Perhitungan Y Sambungan Kolom dan BalokGambar 4.27 Detail Base PlateGambar 4.28 Sambungan Kolom dengan PondasiGambar 4.29 Sambungan Kolom dengan Base Plate

DAFTAR NOTASIA: Luas dimensi profil batangAm: Percepatan respons maksimumb: Lebar penampang profil batangB: Panjang gedung pada arah gempa yang ditinjauC1: Faktor respons gempa yang didapat dari spektrum respons gempa Rencanad: Lebar dimensi batangdi: Simpangan tingkatDn: Beban mati nominalE: Modulus elastisitasEn: Beban gempa nominalFi: Beban-beban gempa nominal statik ekuivalen yang menangkap pada pusat massalantai tingkatFy: Tegangan leleh profil batangg: Percepatan gravitasih: Tinggi rangka berpenopangH: Tinggi puncak bagian utama strukturI: Faktor keutamaan gedungI1: Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan denganpenyesuaian probabilitas terjadinya gempa itu selama umur gedungI2: Faktor Keutamaan untuk menyesuaikan perioda ulang gempa berkaitan denganpenyesuaian umur gedung tersebutkc: Faktor panjang tekuk

L: Lebar rangka berpenopangLb: Panjang batang penopang diagonalLe: Panjang efektif dari penopang diagonalLeq: Pusat berat massaLn: Beban hidup nominalM: MomenQ: Gaya geserQn: Pembebanan nominal struktur gedungQu: Pembebanan ultimit struktur gedungr: Jari-jari girasirb: Jari-jari penampang dari batang penopangR: Faktor reduksi gempaRn: Kekuatan nominal struktur gedungRu: Kekuatan ultimit struktur gedungt: Tebal penampangT: Waktu getar alami struktur gedungT1: Waktu getar alami fundamentalTc: Waktu getar alami sudutTRayleigh: Waktu getar alami fundamental yang ditentukan dengan rumus RayleighV: Beban geser dasar nominal statik ekuivalenWi: Berat lantai tingkatWt: Berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuaiZi: Ketinggian lantai tingkat diukur dari taraf penjepitan lateral g: Tegangan tekan aksial pada balok y: Tegangan leleh dari penopang diagonalδm: Simpangan antar tingkat : Faktor reduksi kekuatan : Faktor beban : Koefisien yang membatasi waktu getar alami fundamental strukturξ: Faktor pengali simpangan struktur antar tingkat akibat pembebanan gempa nominalpada kinerja batas ultimit

λ: Kelangsinganλp: Batas maksimum untuk penampang kompakDAFTAR LAMPIRANDETAIL GAMBARGambar 1: SituasiGambar 2: Site PlanGambar 3: Denah Lantai 1Gambar 4: Denah Lantai 2Gambar 5: Denah Lantai 3 dan 4Gambar 6: Denah Lantai 5Gambar 7: Denah Top FloorGambar 9: Tampak SampingGambar 10 : Tampak DepanGambar 11 : Sambungan Balok Anak dengan Balok IndukGambar 12 : Sambungan Balok Induk dengan KolomGambar 13 : Sambungan Balok Anak dengan Balok IndukGambar 14 : Sambungan Balok Anak dengan Balok AnakGambar 15 : Sambungan Kolom dengan Base Plate

PENUTUPAlhamdulillah Penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkansegala rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga Penyusun dapat menyelesaikan skripsi perencanaanstruktur baja beserta laporannya dengan baik.Laporan Skripsi yang berjudul “Perencanaan Struktur Baja Pada Bangunan TingkatTinggi sebagai Hotel” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana padajurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.Laporan skripsi ini dibuat berdasarkan atas teori-teori yang telah didapatkan dalambangku perkuliahan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Laporan skrisiinidiharapkan dapat memberikan tambahan ilmu bagi Penyusun yang nantinya menjadi bekal yangberguna dan diharapkan dapat diterapkan di lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yangberhubungan di bangku perkuliahan.Dengan terselesaikannya skripsiini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagiPenyusun. Keberhasilan ini tidak lepas dari kemauan dan usaha keras yang disertai doa danbantuan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu Penyusunmengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait secara langsung maupuntidak dalam pembuatan skripsi ini.Penyusun sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh darikesempurnaan. Akan tetapi kekurangan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga dalampembuatan tugas perencanaan struktur selanjutnya. Untuk itu Penyusun sangat mengharapkankritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari pembaca.Akhir kata semoga tugas akhir ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua dalammenambah ilmu dibidang keteknik sipilan.

DAFTAR PUSTAKAAmerican Institute of Steel Construction. 1992. Load and Resistance Factor Design Volume I,Structural Members, Spesification & Codes (2nd edition). Chicago: AISC Inc.Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk BangunanGedung (SNI 03-1726-2002). Jakarta.Badan Standarisasi Nasional. 1989. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah danGedung (SNI 03-1727-1989). Jakarta.Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk BangunanGedung (SNI 03-1729-2002). Jakarta.Computers and structures, Inc. 1995. SAP 2000 Non Linear Version 8.00. Barkeley.Charles G. Salmon, John E. Johnson. 1992. Struktur Baja : Desain dan perilaku 1, Edisi ketiga.Gramedia Pustaka Utama. JakartaDewobroto, W. 2005. Evaluasi kinerja bangunan baja tahan gempa dengan SAP 2000. JurusanTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pelita Harapan Jakarta.Dewobroto, W. 2005. Evaluasi kinerja bangunan baja tahan gempa dengan Analisa push over.Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pelita Harapan Jakarta.

Teori KeruntuhanStruktur gedung harus memenuhi persyaratan “kolom kuat balok lemah”, artinya ketika strukturgedung memikul pengaruh Gempa Rencana, sendi-sendi plastis di dalam struktur gedung tersebuthanya boleh terjadi pada ujung-ujung balok dan pada kaki kolom dan kaki dinding geser saja.Implementasi persyaratan ini di dalam perencanaan struktur beton dan struktur baja ditetapkan dalamstandar beton dan standar baja yang berlaku. (Hal. 17. SNI Gempa 1726 – 2002)

BAB 1PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang MasalahPerkembangan perekonomian yang pesat di indonesia ahkir ahkir ini memicupertumbuhan dan pembangunan gedung-gedung Hotel yang pesat, dimana hoteltersebut merupakan bangunan tingkat tinggi. Hal tersebut mendorong paraperencana bangunan untuk membuat bangunan tingkat tinggi yang tahan gempa.Dimana berdasarkan geografis, Indonesia terletak di antara dua lempeng duniayang aktif, yaitu Eurasia dan Australia. Hal ini mengkibatkan Indonesiamerupakan daerah rawan gempa. Akhir – akhir ini gempa yang mengguncangIndonesia terjadi dalam skala besar, tahun 2004, tercatat tiga gempa besar diindonesia yaitu di kepulauan Alor (11 Nov. Skala 7.5), gempa Papua (26 Nov.Skala 7.1) dan gempa Aceh (26 Des. Skala 9.2) yang disertai Tsunami, dan gempagempa lainnya yang masih sering terjadi hingga saat ini, sehingga mengakibatkankerusakan pada bangunan tingkat tinggi yang cukup parah. Kondisi itumenyadarkan kita, bahwa Indonesia merupakan daerah rawan terjadinya gempa.Untuk mengurangi resiko bencana yang terjadi diperlukan konstruksi bangunantahan gempa. Hal ini pula yang menuntut seorang perencana agar membuatperencanaan struktur bangunan tingkat tinggi agar dapat menahan gaya yangdiakibatkan oleh gempa bumi tersebut.Bangunan yang dibangun pada daerah rawan gempa harus direncanakan mampubertahan terhadap gempa. Pada struktur bangunan tingkat tinggi harus mampumenahan gaya-gaya vertikal (beban gravitasi), maupun gaya-gaya horizontal(beban gempa). Jika suatu portal mempunyai banyak kolom vertikal, maka gayaaksial yang terjadi pada batang akan cukup besar terlebih jika portal tidak tahanterhadap gaya-gaya ke samping.

Struktur yang kuat biasanya memiliki dimensi yang besar tetapi tidak ekonomisjika diterapkan pada bangunan bertingkat tinggi. Perhitungan dimensi biasanyadidasarkan pada kolom atau balok struktur yang menanggung beban paling besar.Untuk mendapatkan dimensi penampang yang optimal, maka besar gaya-gayayang bekerja pada struktur perlu diketahui analisa balok maupun kolom.Dengan adanya pengaruh beban-beban yang bekerja, maka kapasitas momen akandideformasikan merata ke seluruh elemen. Apabila struktur lentur makapembebanan pada balok perlu diperhitungkan deformasi momennya.Skripsi ini merupakan studi untuk merencanakan bangunan tingkat tinggi denganstruktur baja. Dimana bangunan tingkat tinggi tersebut harus mampu bertahanterhadap gempa yang terjadi.1.2.Rumusan MasalahRumusan masalah yang dapat diambil dari uraian diatas adalah untuk menentukanpemilihan dimensi balok portal utama dan balok anak terhadap momen pada balokportal akibat gaya-gaya yang bekerja pada struktur bangunan tingkat tinggi.1.3.Batasan MasalahBatasan masalah dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :a. Beban yang bekerja pada struktur adalah beban gravitasi dan gempa.b. Jumlah Lantai 7 tingkat, termasuk atap.c. Fungsi bangunan adalah sebagai hotel.d. Plat lantai menggunakan beton bertulang dengan tebal 12 cm, dan untuk platatap menggunakan beton bertulang dengan tebal 10 cm.e. Gedung terletak di Indonesia wilayah gempa 4 pada jenis tanah sedang.1.4.Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode perencanaan konstruksibangunan tingkat tinggi dengan struktur baja.

1.5.Manfaat Penelitian1.5.1Manfaat TeoritisPengembangan ilmu pengetahuan dalam teknik sipil yaitu perencanaan strukturbaja menggunakan peraturan standar baru yang ada saat ini, yaitu SNI-03-17292002 yang mengacu kepada AISC-LRFD.1.5.2Manfaat PraktisMengetahui perubahan dan perkembangan standarisasi dalam perencanaankonstruksi baja.

BAB 2LANDASAN TEORI2.1.Tinjauan PustakaGempa bumi terjadi karena adanya kerusakan kerak bumi yang terjadi secara tiba– tiba yang umumnya diikuti dengan terjadinya patahan atau sesar ( fault ). Gayaini dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi salah satu faktor yang utama adalahbenturan pergesekan kerak bumi yang mempengaruhi permukaan bumi. Lokasiterjadinya gesekan ini disebut fault zones. Gaya yang berkaitan dengan benturantersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang. Gelombang ini menyebabkanpermukaan bumi dan bangunan di atasnya bergetar. Pada saat bangunan bergetar,timbul gaya-gaya pada struktur bangunan karena adanya kecenderungan massabangunan untuk mempertahankan dirinya dari gerakan sehingga gempa bumimempunyai kecenderungan menimbulkan gaya-gaya lateral pada struktur(Schodek, 1992).Daktalitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalalmi simpanganpasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak balik akibat beban gempayang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankankekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetapberdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan (SNI-17262002).Dalam mendesain sistem struktural, bagaimana kestabilan lateral diperolehmerupakan hal dasar yang sangat penting. Hal ini sangat penting diperhatikanuntuk gedung dengan tinggi berapapun, tetapi lebih penting lagi pada gedungbertingkat tinggi. Bagaimana suatu struktur menahan gaya lateral tidak saja akanmempengaruhi desain elemen-elemen vertikal struktur, tetapi juga elemen-elemenhorisontalnya (Schodek, 1992).

Kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan oleh gempa bumi secarastruktural antara lain efek perlemahan tingkat (soft story effect), efek kolompendek (short coloumn effect), puntir (torsion), dan benturan antar bangunan yangberdekatan (structural pounding) (Widodo, 1997).2.2.Konsep Dasar Perencanaan2.2.1. Analisis GayaAnalisis beban dorong statik (sttic push over analysis) pada struktur gedung,dengan menggunakan cara analisis statik 2 dimensi atau 3 dimensi linier dan nonlinier, dimana pengaruh Gempa Rencana terhadap struktur gedung dianggapsebagai beban-beban statik yang menangkap pada pusat massa masing-masinglantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur angsur sampai melampauipembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi plastis) pertamadidalam struktur gedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjutmengalami perubahan bentuk elasto plastis yang besar sampai mencapai kondisidi ambang keruntuhan.a. Gaya Luar ( Gaya Gempa )Beban gempa nominal, yang nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnyaprobabilitas beban itu dilampaui dalam kurun waktu tertentu, oleh tingkatdaktilitas struktur yang mengalaminya dan oleh kekuatan lebih yang terkandungdi dalam struktur tersebut. Menurut Standart ini, peluang dilampauinya bebantersebut dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa yangmenyebabkannya disebut gempa rencana (dengan periode ulang 500 tahun),tingkat daktilitas struktur gedung dapat ditetapkan sesuai kebutuhan sedangkanfaktor kuat lebih f1 untuk struktur gedung umum nilainya adalah 1,6. Dengandemikian, beban gempa nominal adalah beban akibat pengaruh gempa rencanayang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama di dalam struktur gedung,kemidian direduksi dengan faktor kuat lebih f1 (SNI-1726-2002).

Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan pada kerakbumi. Beban kejut ini dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi salah satu faktoryang utama adalah banturan pergesekan kerak bumi yang mempengaruhipermukaan bumi. Lokasi terjadinya gesekan ini disebut fault zones. Kejutan yangberkaitan dengan benturan tersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang.Gelombang ini menyebabkan permukaan bumi dan bangunan di atasnya bergetar.Pada saat bangunan bergetar, timbul gaya-gaya pada struktur bangunan karenaadanya kecenderungan massa bangunan untuk mempertahankan dirinya darigerakan sehingga gempa bumi mempunyai kecenderungan menimbulkan gayagaya lateral pada struktur (Schodek, 1992).b. Gaya Akibat Beban Gravitasi1). Beban MatiBeban mati merupakan baban gaya berat pada suatu posisi tertentu. Beban inidisebut demikian karena ia bekerja terus menerus menuju arah bumi pada saatstruktur telah berfungsi. Berat struktur dianggap sebagai beban mati, demikianpula segala hal yang tertempel pada struktur tersebut seperti pipa-pipa, saluranlistrik, saluran AC dan pemanas, peralatan pencahayaan, penutup lantai,penutup atap, plafond gantung, yakni segala macam hal yang tetap beradapada tempatnya sepanjang umur struktur tersebut (Salmon dan Johnson,1992).Beban mati merupakan beban yang berasal dari berat sendiri semua bagiandari gedung yang bersifat tetap, termasuk dinding dan sekat pemisah, kolom,balok, lantai, atap, penyelesaian, mesin dan peralatan yamg merupakanbagianm yang tidak terpisahkann dari gedung, yang nilai seluruhnya adalahsedemikian rupa sehingga probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun waktutertentu terbatas pada suatu persentase tertentu. Pada umumnya probabilitasbeban tersebut untuk dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50tahun dan ditetapkan dalam standar-standar pembebanan strktur gedung, dapatdianggap sebagai beban mati nominal (SNI-1726-2002).

2). Beban HidupBeban hidup nominal yang bekerja pada struktur gedung merupakan bebanyang terjadi akibat penghunian atau penggunaan gedung tersebut, baik akibatbeban yang berasal dari orang maupun dari barang yang dipindahkan ataumesin dan peralatan serta komponen yang tidak merupakan bagian yang tetapdari gedung, yang nilai seluruhnya adalah rupa. Pada umumnya probabilitasbeban tersebut untuk dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50tahun dan ditetapkan sebesar 10%. Namun demikian, beban hidup rencanayang biasa ditetapkan dalam standar pembebanan struktur gedung, dapatdianggap sebagai beban hidup nominal (SNI-1726-2002).Beban hidup merupakan baban-beban gravitasi yang bekerja pada saat strukturtelah berfungsi, namun bervariasi dalam besar dan lokasinya. Contohnyaadalah beban orang, furnitur, perkakas yang dapat bergerak, kendaraan danbarang-barang yang dapat disimpan. Secara praktis beban hidup bersifat tidakpermanen sedangkan, yang lainnya sering berpindah-pindah tempatnya.Karena tidak diketahui besar, lokasi dan kepadatannya, besar dan posisisebenarnya dari beban-beban semacam itu sulit sekali ditentukan (Salmondan Johnson, 1992).2.2.2. Perencanaan beban dan kuat terfaktora. Kekuatan ultimit struktur gedung :Ru ϕ RnPembebanan Ultimit :Qu γ.QnPerencanaan beban dan kuat terfaktor harus memenuhi persyaratan :Ru Qub. Kombinasi pembebanan :Oleh beban mati dan beban hidup :Qu γD Dn γL LnOleh beban mati, beban hidup, dan beban gempa :Qu γD Dn γL Ln γE En

2.2.3 Perencanaan kapasitasStruktur gedung harus memenuhi persyaratan “kolom kuat balok lemah”, artinyaketika struktur gedung memikul pengaruh Gempa rencana, sendi sendi plastis didalam struktur gedung tersebut hanya boleh terjadi pada ujung ujung balok danpada kaki kolom dan kaki dinding geser saja. Implementasi persyaratan inididalam perencanaan struktur beton dan struktur baja ditetapkan dalam standarbeton dan standar baja yang berlaku.2.2.4 Wilayah GempaIndonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa, dimana wilayah wilayahgempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah gempa 6dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini didasarkan ataspercepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan periodeulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya untuyk setiap wilayah gempa ditetapkandalam Tabel 2.1 dan Gambar 2.1 dibawah ini :Tabel 2.1. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak mukat

ABSTRAK Muhammad Khafis , 200 9, Perencanaan Struktur Baja Pada Bangunan Tujuh Lantai Sebagai Hotel , Skripsi, Jurusan Tek nik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.