Transcription

c.idRadianta TriatmadjaTeknik Penyediaanugmpress.ugm.aAir MinumPerpipaanGadjah Mada University Press

c.id.as.ugmesprmug

Radianta Triatmadjac.idTeknik Penyediaanugmpress.ugm.aAir MinumPerpipaanGadjah Mada University Press

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM PERPIPAANPenulis:Radianta TriatmadjaDesain sampul:Pram’sTata letak isi:Didis.ugmPenerbit:Gadjah Mada University PressAnggota IKAPI.ac.idKorektor:AndayaniUkuran : 15,5 23 cm; xx 292 hlmISBN : 978-602-386-106-41810261-B5EpresRedaksi:Jl. Grafika No. 1, BulaksumurYogyakarta, 55281Telp./Fax.: (0274) 561037www.ugmpress.ugm.ac.id [email protected] pertama: September 2016Cetakan kedua: Mei 2018Cetakan ketiga: Januari 20192765.006.01.19Hak Penerbitan 2018 Gadjah Mada University PressDilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari penerbit, sebagian atauseluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, photoprint, microfilm, dan sebagainya.

PENGANTARugmpress.ugm.ac.idBuku tentang air minum, air bersih, dan teknik penyediaannya sudahbanyak tersedia. Buku-buku tersebut ditulis berdasarkan pengetahuan danpengalaman penulisnya sehingga masing-masing mempunyai kekurangandan kelebihannya. Di Indonesia, buku yang membahas teknik penyediaanair minum secara lengkap belum tersedia. Buku atau publikasi dalam bidangtersebut masih sangat kurang dan terpisah-pisah. Oleh karena itu, penulismerasa terpanggil untuk menulis tentang teknik penyediaan air minumwalaupun hanya mempunyai pengetahuan yang sangat terbatas. Buku ini ditulisberdasarkan pengalaman dan pengetahuan penulis tentang teknik penyediaanair minum dan ditambah berbagai informasi untuk kelengkapan bahasan. Bukuini diawali dengan membahas kebutuhan air domestik dan ketersediaannyapada Bab 1 dan 2. Bab 3, 4, dan 5 membahas lebih teknis tentang penyediaanair minum meliputi jaringan dan aksesorinya. Bab 6 membahas tentang surveiatau pemetikan data yang diperlukan dalam mendukung perencanaan. Bukuini diakhiri dengan metode komputasi sistem jaringan perpipaan untuk airminum serta simulasinya. Pembaca bisa mempelajari secara urut maupunhanya membaca per bagian sesuai dengan kebutuhan.Buku Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan ini ditujukan sebagaibahan rujukan atau untuk membantu para profesional dalam merencanakanjaringan penyedia air minum. Buku ini juga diharapkan bermanfaat bagi paramahasiswa di perguruan tinggi, terutama program Teknik Sipil, program TeknikLingkungan, dan program-program lain yang terkait dengan penyediaan airminum.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. BambangTriatmodjo, C.E.S., D.E.A. yang berkenan membaca buku ini, memberikankoreksi, dan komentar yang sangat membangun. Kesalahan dan kekuranganyang tersisa dalam buku ini adalah tanggung jawab penulis. Terima kasih jugadisampaikan kepada semua pihak yang telah membantu hingga penulis dapatmenyelesaikan buku ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasihkepada Pemerintah Republik Indonesia yang mendanai penerbitan buku inimelalui Universitas Gadjah Mada.Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dra. TriwidantiLaksmini Kisdiarsi dan Daniel Laksmana Abdonian Radianta yang telahTeknik Penyediaan Air Minum Perpipaan v

c.idmemberikan kesempatan dan merelakan waktu kebersamaan bersama penulisdemi terselesaikannya buku ini.Penulis menyadari bahwa buku ini mempunyai banyak kekurangankarena keterbatasan pengetahuan penulis dalam bidang teknik penyediaan airminum yang saat ini sangat luas dan sangat advance (lanjut). Oleh karenaitu, pembaca dianjurkan untuk membaca buku lain yang pasti memberikanpengetahuan tambahan yang memperkaya pengetahuan. Pada edisi perdana inikesalahan ketik masih terjadi di sana-sini yang lolos dari pengamatan penulis,walaupun penulis telah berusaha membacanya berkali-kali. Kritik dan saranyang membangun dapat dialamatkan ke [email protected], Desember 2014ugmpress.ugmPenulisvi Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan

DAFTAR ISIvDAFTAR ISI.viiDAFTAR TABEL.ixDAFTAR GAMBAR.xic.idPENGANTAR.s.ugm.aBAB 1 KEBUTUHAN AIR DOMESTIK.11.1 Berbagai Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan2Air Domestik.1.2 Kebutuhan Air Domestik Menurut Jenis Pemanfaatannya 71.3 Kebutuhan Air Domestik di Beberapa Lokasi9di Indonesia dan Standar untuk Perencanaan.1.4 Fluktuasi Kebutuhan Air Domestik.131.5 Kebutuhan untuk Pemadaman Kebakaran.16mpresBAB 2 KETERSEDIAAN DAN SISTEM PENYEDIAANAIR DOMESTIK.2.1 Ketersediaan Air.2.2 Sumber Air Bersih sebagai Air Minum.2.3 Kualitas Air dan Persyaratan Kualitas Air Minum.2.4 Pelayanan Air Bersih di Dunia.2.5 Pelayanan Air Bersih di Indonesia.ugBAB 3 INSTALASI PENANGKAPAN, PENGOLAHAN AIR,DAN KUALITAS AIR.3.1 Sumber Air Dan Penangkap Mata Air(PMA, Broncapturing).3.2 Instalasi Pengolahan Air (IPA).212125324347626473BAB 4 JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI PENYEDIAANAIR MINUM PERPIPAAN. 1044.1 Jaringan Transmisi Saluran Terbuka. 1044.2 Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi. 1124.3 Jenis Pipa. 1164.4 Kebocoran Pipa. 124Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan vii

4.5 Pengukuran Kebocoran dan Kehilangan Air Secara Fisik 127129129158184190BAB 6 SURVEI UNTUK PERENCANAAN SISTEMPENYEDIAAN AIR MINUM PERPIPAAN.6.1 Tahapan Perencanaan.6.2 Survei untuk Penyediaan Air Bersih secara Umum.192194196BAB 7 KOMPUTASI HIDRAULIKA DALAM JARINGAN PIPA7.1 Aliran dalam Saluran Terbuka.7.2 Aliran Bertekanan dalam Pipa.7.3 Metode Komputasi Hidraulika dalam Jaringan Pipa.226226228236.ac.idBAB 5 KOMPONEN POMPA, TANGKI, DAN KATUP.5.1 Pompa.5.2 Tangki.5.3 Katup.5.4 Pengukur Debit Air (Flow Meter).press.ugmBAB 8 SIMULASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMPERPIPAAN.8.1 Perkiraan Awal Diameter Pipa.8.2 Simulasi Sisa Tekanan pada Node.8.3 Kebutuhan Energi dan Pengaturan Energi Airdalam Pipa.8.4 Energi Air yang Tersedia.8.5 Energi Air yang Dibutuhkan Masyarakat.8.6 Pengaturan Energi dan Aliran.8.7 Perencanaan Lokasi Tangki.ugmDAFTAR PUSTAKA.viii Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan245247248276278279279283287

DAFTAR TABELTabel 1.6Tabel 1.7Tabel 2.1Tabel 2.2Tabel 2.3Tabel 2.4ugTabel 3.1Tabel 3.2Tabel 3.3Tabel 3.4Tabel 3.5Tabel 4.1Tabel 4.28810c.id.amTabel 2.5s.ugmTabel 1.5esTabel 1.3Tabel 1.4Kebutuhan air untuk kegiatan sehari-hari.Pemakaian air menurut penggunaannya di Amerika Serikatdan Jepang.Kebutuhan air di daerah Sleman, Yogyakarta.Kebutuhan minimum air bersih (domestik dannondomestik).Kebutuhan minimum air bersih (domestik dannondomestik).Contoh koefisien kebutuhan saat jam puncak.Kebutuhan air untuk pemadaman kebakaran padapermukiman (satu atau dua lantai) di Amerika Serikat.Estimasi besaran kebutuhan air minimum.Persyaratan air minum.Patogen tertularkan melalui air minum .Perbandingan kinerja dan jumlah PDAM sekitartahun 2000 dan 2010.Kesenjangan (gap) antara kebutuhan air minum danketersediaan air minum serta usaha yang diperlukan.Karakter filter pasir cepat dan filter pasir lambat.Kriteria perencanaan unit filter pasir cepat.Sebagian Standar Nasional Indonesia untuk filterpasir lambat.Harga CT (mg min./l) untuk 99,9% nonaktivasi kistaGiardia lamblia dengan klorin pada suhu 25 C.Karakter beberapa bahan pengolah air (disinfektan).Hasil hitungan debit aliran untuk berbagai lebar saluran (B)Kriteria pipa transmisi dan distribusi menurut KepmenpuNo. 18 Tahun 2007.prTabel 1.1Tabel 1.2101114192433354952919197100103108113Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan ix

Tabel 5.4Tabel 5.5Tabel 5.6Tabel 6.1Tabel 6.2ugmprTabel 6.3Tabel 6.4Tabel 6.5Tabel 6.6Tabel 7.1Tabel 8.1Tabel 8.2Tabel 8.3c.idTabel 5.2Tabel 5.3.aTabel 4.7Tabel 5.1s.ugmTabel 4.4Tabel 4.5Tabel 4.6Beberapa jenis pipa, keuntungan dan kerugiannya secarasepintas.Perbandingan antara pipa PVC dan pipa baja.Contoh pipa jenis PVC (diproduksi di dalam negeri).Contoh Ductile Iron Pipe (DIP) (Standar ISO 2531 danBS EN 545).Bocoran yang diperkenankan tiap kilometer.Contoh berbagai aplikasi pompa dan jenisnya yang sesuaiuntuk aplikasi air kotor.Viskositas air dan tekanan uapnya pada berbagai temperaturVolume suplai, pengambilan, dan kebutuhan volumetangki dengan suplai konstan dan pengambilan berupakurva sinusoidal.Hitungan input-output serta selisih volume yang terjadijika output berupa kurva segitiga dengan input konstan.Perbandingan antara tangki terbuka dan tangki bertekanan.Beberapa contoh jumlah putaran untuk membuka-menutupkatup.Data yang diperlukan untuk pengembangan SPAM.Contoh formulir pertanyaan tentang pemanfaatan air untukresponden.Contoh daftar tingkat pemakaian air.Tingkat pemanfaatan air tiap jam.Koefisien tingkat pemakaian air tiap jam.Contoh hasil analisis kualitas air minum .Diameter kekasaran (e) beberapa bahan (material) pipa baruData pipa pada Gambar 8.2.Kebutuhan maksimum pada node Gambar 8.2.Ringkasan data sistem jaringan air minum Kota Luwuk.esTabel 4.3x Teknik Penyediaan Air Minum 0201201222233249250262

DAFTAR GAMBARKebutuhan air domestik di beberapa kota di Turki .6Gambar 1.2Kebutuhan air domestik menurut jenis pemanfaatannya.9Gambar 1.3Fluktuasi kebutuhan air bersih Kota Batang, Qr:kebutuhan rerata harian, Qt: kebutuhan saat jam t.14Gambar 1.4Koefisien fluktuasi layanan air atau layanan dari SPAMpada kondisi layanan terbatas (sumber air atau kapasitasjaringan terbatas) .16Perumahan padat dengan gang (jalan) kecil lebar kurangdari 2 meter; hampir tidak ada jarak antara rumah satudengan rumah yang lain.18Gambar 1.6Lokasi perumahan padat di Yogyakarta; tanda anak panahmenunjukkan lokasi pemotretan foto pada Gambar 1.5.18Gambar 2.1Sumber air baku.26Gambar 2.2Embung sebagai tampungan air hujandi Kabupaten Gunung Kidul, DIY.27Gambar 2.3Tampungan air hujan di Kabupaten Gunung Kidul, DIY.27Gambar 2.4Pemanenan air hujan.28Gambar 2.5Salah satu kemungkinan terjadinya mata air di daerahpegunungan.29Gambar 2.6Mata air di daerah pegunungan kapur. (a) Air keluardari kaki bukit batuan; (b) Mata air digunakan untukmandi, cuci (pakaian, tikar, sapi), air minum (adapuluhan pipa plastik yang dipasang), irigasi (adasaluran irigasi), dan kebutuhan lain.30Contoh alur transmisi beberapa patogen terkait denganair minum .36.as.ugmesugmprGambar 1.5c.idGambar 1.1Gambar 2.7Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan xi

Gambar 2.8Air bersih kualitas air minum pegunungan menjaditempat mandi yang mengasyikkan bagi masyarakatsetempat .38Air buangan industri rumah tangga (pabrik tahu di daerahKabupaten Magelang).41Gambar 2.10 Pencemaran air tanah; air sumur resapan WC/KM masukterlalu dalam dan dekat dengan muka air tanah sehinggatidak terjadi filtering yang baik.41Gambar 2.11 Skema sistem sumber dan penyediaan air bersihsepanjang sungai.42Gambar 2.12 Reservoir kecil (2 m3) untuk tampungan sementara(bantuan dari Departemen Pekerjaan Umum untuk airminum nonpemerintah).47Gambar 2.13 Jaringan air minum nonpemerintah sampai di pelanggandengan meter air.48Gambar 2.14 Faktor yang berpengaruh pada harga layanan air.53Gambar 2.15 Kebocoran air pada air-valve yang sudah tidak sempurna56s.ugm.ac.idGambar 2.9esGambar 2.16 Hubungan antara kebocoran dan selisih antara pengeluarandan pendapatan PDAM di Indonesia tahun 2000 .57Komponen jaringan perpipaan air minum secara makro.64Gambar 3.2Pengambilan air dari sumber: (a) mata air ditampung,(b) waduk/sungai, (c) pemompaan dari sumur galeri(sekitar 10 m dari Sungai Progo), (d) PMA dari mata air,(e) pompa hidram yang langsung mengambil air danenerginya, (f) intake pada Waduk Sermo diletakkandi atas pelampung.66Gambar 3.3Kaptering (capturing) untuk mata air.67Gambar 3.4(a) PMA untuk SPAMS (Sistem Penyediaan Air MinumSederhana) sedang dibangun, dan (b) sebuah PMASPAMS yang sudah siap dioperasionalkan.68Gambar 3.5Gallery atau sumur di dekat sungai untuk pengambilan(PMA) sumber air.68Gambar 3.6Cara pengerukan sumur galeri.70Gambar 3.7Intake untuk air minum di Kalijoho, Sungai Progo.70ugmprGambar 3.1xii Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan

Contoh potongan melintang bangunan intake langsungdari sumber air (sungai).71Gambar 3.9Perlindungan pada intake untuk mengurangi sampahyang masuk ke dalam intake.71Gambar 3.10 Pengambilan air dari Sungai Progo oleh masyarakat saatmusim kemarau.72Gambar 3.11 Contoh ground tank untuk menampung air sementara.73Gambar 3.12 Tangki sederhana dengan volume 2 5 m3 cukup untukpenampungan sementara sekitar 0,75 l/s atau untukkebutuhan 750 orang di pedesaan.73Gambar 3.13 Skema alur pengolahan air minum .75Gambar 3.14 Skema aerasi air berkadar Fe tinggi melalui pelatbergelombang.77s.ugm.ac.idGambar 3.877Gambar 3.16 Cara aerasi sederhana menggunakan energi air (karyaProf. Hardjoso Prodjopangarso): (a) saat kincirberoperasi, dan (b) kincir dilihat dari atas serta posisipengaturan lubang aerasi.79esGambar 3.15 Sistem aerasi sederhana oleh masyarakat untukmengurangi Fe.prGambar 3.17 Beberapa metode pencampuran bahan koagulandengan air.mGambar 3.18 Flokulator dilanjutkan dengan kolam pengendapan(sedimentasi).818283Gambar 3.20 (a) Air minum dalam kemasan, (b) air Selokan Mataramsetelah diendapkan 1 hari, (c) air Selokan Mataramsebelum diendapkan.84Gambar 3.21 Peristiwa hindered settling: (a) hindered settling padasedimen yang berkelompok dalam air, (b) hinderedsettling pada benda dijatuhkan dengan parasit di udara,(c) hindered setlling pada kondisi (a), tetapi konsentrasipartikel sangat besar di seluruh tabung sehinggapengendapan semakin lambat.86Gambar 3.22 Kurva tipikal kecepatan jatuh (fall velocity) terhadapkonsentrasi.87ugGambar 3.19 Hasil pengujian dosis koagulan.Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan xiii

87Gambar 3.24 Saluran pengendapan sederhana (appropriate technology)88Gambar 3.25 Kolam pengendapan aliran vertikal ke atas.89Gambar 3.26 Skema filter pasir cepat; notasi untuk katup: T Tutup,B Buka.93Gambar 3.27 Skema operasional filter pasir cepat dan pencuciannya(backwashing).94Gambar 3.28 Filter pasir di PDAM Kabupaten Kulon Progo (Clereng).95Gambar 3.29 (a) Perubahan kehilangan energi (head/loss) dalammaterial filter selama proses filtrasi, (b) Perubahankekeruhan selama proses filtrasi.95.ac.idGambar 3.23 Saluran/kolam pengendapan sederhana.s.ugmGambar 3.30 Situasi yang membuat filter pasir cepat bertekanan lebihmenguntungkan.98Saluran terbuka persegi.106Gambar 4.2Tipikal kontur kecepatan aliran pada tampang lintangaliran dalam saluran terbuka.107Gambar 4.3Saluran sedimen trap (pengendapan sedimen) sebelummemasuki saluran induk irigasi Sapon.109Gambar 4.4Skema bangunan pengambilan air irigasi di BendungSapon, Sungai Progo.presGambar 4.1Contoh saluran terbuka sebagai saluran transmisi airbaku (bersama-sama dengan saluran irigasi).mGambar 4.5111Skema jaringan perpipaan air minum PDAM PerwitasariPurworejo.115Gambar 4.7Pipa HDPE (perhatikan kelenturannya).120Gambar 4.8Dukungan pada pipa lurus.121Gambar 4.9Pipa GI melintasi saluran irigasi yang lebarnya sekitardua kali panjang satu unit pipa.122Gambar 4.10 Dukungan pipa: (a) pipa melalui lembah bukit kapur;(b) close up dukungan pipa.122Gambar 4.11 Pipa didukung di dekat sambungan.123Gambar 4.12 Jembatan pipa yang sangat panjang dan sangat efisien.123ugGambar 4.6109xiv Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan

Gambar 4.13 Blok beton penahan air saat membelok (kiri belokanhorizontal, kanan belokan vertikal).124Gambar 4.14 Longsoran tanah yang memutuskan pipa (jalur pipa).125Gambar 4.15 Lokasi pengukuran debit untuk memperkirakankebocoran.128Gambar 5.1Pengaliran air dari reservoir tekanan rendah ke reservoirtinggi dengan pompa (P).Gambar 5.2Kehilangan energi dari ground tank hingga elevated tank 132Gambar 5.3Klasifikasi pompa sentrifugal.Gambar 5.4Pompa sentrifugal (single stage) tanpa motor penggerak:A As penggerak impeller, as ini digerakkan oleh asmotor; B Impeller; C Casing pompa; D Inlet untukair memasuki pompa; E Saluran outlet . 135Gambar 5.5Kurva karakteristik pompa dan sistem jaringan pipa.138Gambar 5.6Sebuah contoh kurva Q-H dari berbagai pompa produksisebuah industri pompa terkenal.140Gambar 5.7(a) Pemasangan pompa secara paralel dan karakteristikpompa gabungannya, (b) pemasangan pompa seri dankarakteristik gabungannya.142Gambar 5.8Skema aliran daya dari listrik hingga air.144Gambar 5.9Efisiensi pompa pada berbagai titik operasional.145c.id131press.ugm.a134mGambar 5.10 Karakteristik kinerja pompa dan daerah operasional pompayang dibutuhkan. 146ugGambar 5.11 Garis operasional pompa yang diperlukan dan gariskinerja pompa yang ditawarkan serta selisih tinggitekanan sisa yang terbuang.147Gambar 5.12 Karakteristik pompa untuk dua macam (ukuran) impeller 148Gambar 5.13 Contoh karakteristik berbagai pompa produksi pabrik.150Gambar 5.14 Bagan alir hitungan biaya operasi pompa.152Gambar 5.15 Kurva masa suplai, kebutuhan, dan fluktuasi muka airdalam tangki.162Gambar 5.16 Fluktuasi volume air dalam tangki sebagai fungsi dariinput dan output.164Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan xv

Gambar 5.17 Hubungan antara kebutuhan puncak dibandingkebutuhan rerata dengan volume tangki yang diperlukan. 165166Gambar 5.19 Kurva kebutuhan trapesium.166Gambar 5.20 (a) Bentuk tangki persegi milik Perusahaan Kereta Api,dan (b) bentuk tangki silinder di Fakultas KedokteranGigi UGM.172Gambar 5.21 Bentuk tangki kerucut terpancung milik PDAM Klaten.173Gambar 5.22 Tangki silinder milik PDAM Kota Magelang.173Gambar 5.23 Tangki dengan kemungkinan layanan berbeda karenafluktuasi permukaan airnya.175Gambar 5.24 Siklus kerja tangki bertekanan.176Gambar 5.25 Tata letak tangki bertekanan yang dihubungkan denganpompa dan jaringan distribusi. Inset A: foto tangkibertekanan; B: foto pompa dengan tangki bertekanan.177Gambar 5.26 Perubahan volume kantung udara jika udara dalamkantung berkurang.180Gambar 5.27 Waktu relatif yang diperlukan untuk pengisian tangki.180Gambar 5.28 Tipikal kurva pengisian dan pengosongan tangkibertekanan.182Gambar 5.29 Sisa tekanan sebelum dan sesudah instalasi bak pelepastekan.183Gambar 5.30 Sketsa bak pelepas tekan ukuran kecil.183ugmpress.ugm.ac.idGambar 5.18 Kurva debit kebutuhan dan suplai serta saat pengisiandan pengosongan tangki.Gambar 5.31 Bak pelepas tekan pada sistem penyediaan air minumKaranganyar.184Gambar 5.32 Jaringan pipa dengan contoh posisi katup.185Gambar 5.33 Gate Valve: a) skema dan b) foto.186Gambar 5.34 Hubungan antara persentase bukaan terhadap persentasepenutupan (h/D.100%).186Gambar 5.35 Gate valve.189xvi Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan

Gambar 5.36 Check valve: (a) terpasang dengan tutup terbuka (dalamperbaikan), (b) close up dari atas, (c) close up lebih dekatdengan pintu check valve diangkat sedikit. 189Gambar 5.37 Air valve tunggal.190Alternatif skema dan bagan alir pola pikir tahapanperencanaan.195Gambar 6.2Tahapan Perencanaan Pengembangan SPAM, PermenpuNo. 18 Tahun 2007.196Gambar 6.3Fluktuasi kebutuhan air minum selama 24 jam.202Gambar 6.4Fluktuasi kebutuhan air minum selama 24 jam di suatuzona distribusi dan rerata fluktuasinya.203Gambar 6.5Salah satu mata air yang sangat fluktuatif.204Gambar 6.6Posisi pengukuran secara vertikal di saluran terbuka(sungai, selokan).206Gambar 6.7Posisi pengukuran secara horizontal (dilihat dari atas)dengan 4 pias; lingkaran putih menunjukkan lokasicurrent meter (alat ukur kecepatan aliran).207Posisi pengukuran (perspektif) dengan 4 pias; lingkaranputih menunjukkan lokasi current meter (alat ukurkecepatan aliran).207Pengukuran air dengan current meter; alat-alat ukurberupa deteksi arus (baling-baling) serta alat pencatatputaran baling-baling terlihat pada inset.208.as.ugmmprGambar 6.9esGambar 6.8c.idGambar 6.1210Gambar 6.11 Pengukuran dengan energi kinetik.211Gambar 6.12 Pengukuran air dengan tampungan (Foto: Rizaldi).211ugGambar 6.10 Posisi pelampung pada pengukuran debit.Gambar 6.13 Pengukuran debit melalui ambang lebar dan ambang tipis 212Gambar 6.14 Pancaran air dapat digunakan untuk memperkirakan debitmelalui pipa. 213Gambar 6.15 Fluktuasi muka air di waduk W (hipotesis).216Gambar 6.16 Rating curve (kurva debit) pelimpah (spillway) waduk W 218Gambar 6.17 Hubungan antara air dan volume air dalam waduk W.219Teknik Penyediaan Air Minum Perpipaan xvii

Gambar 6.18 Fluktuasi muka air di waduk W dengan pengambilan airuntuk PDAM diperkenankan hingga elevasi mencapai 130 m.220Gambar 6.19 Perbandingan fluktuasi muka air jika pengambilan PDAMdiperkenankan hingga 130 m untuk debit pengambilansebesar 250 l/detik, 400 l/detik, dan 500 l/detik. 221Saluran air baku terbuka.228Gambar 7.2Grafik Moody yang menghubungkan kekasaran relatif(ε/D), angka Reynold (Re), dan koefisien kekasaran (f).232Gambar 7.3Aliran dalam pipa dan kehilangan tinggi tenaga mayor(utama) maupun minor (sekunder); semua energi air saatkeluar dalam bentuk energi kinetik.235.a235Gambar 7.5Contoh jaringan pipa campuran antara jaringan tertutupdan terbuka .242Gambar 7.6Anggapan jaringan setelah node akhir dihilangkansementara.243Gambar 7.7Anggapan jaringan setelah semua bagian jaringanterbuka dihilangkan sementara .243Gambar 8.1Contoh sistem jaringan dengan 4 loop.246Gambar 8.2Jaringan perpipaan dengan 4 loop yang akan dihitung.249ess.ugmAliran dalam pipa dan kehilangan tinggi tenaga mayor(utama) maupun sekunder; air keluar dengan masihmenyisakan energi potensial (terhadap datum) .mprGambar 7.4c.idGambar 7.1Sistem jaringan air minum dalam software WaterNet.252Gambar 8.4Sistem jaringan air minum setelah dieksekusi.252Gambar 8.5Sisa tekanan seluruh node ditampilkan dalam grafikyang secara langsung dapat dilihat secara kuantitatif danbandingannya antarnode.253Sisa tekanan seluruh node ditampilkan dalam bentukskala warna untuk melihat posisi node dengan sisatekanan masing-masing.

Tabel 3.4 Harga CT (mg min./l) untuk 99,9% nonaktivasi kista . Giardia lamblia. dengan klorin pada suhu 25 C. 100 Tabel 3.5 Karakter beberapa bahan pengolah air (disinfektan) . 103 Tabel 4.1 Hasil hitungan debit aliran untuk berbagai lebar saluran (B) 108 Tabel 4.2 Kriteria . pipa transmisi dan distribusi menurut Kepmenpu